Melukis Kisah
Hai bloggers bolehkan saya berbicara sekali saja tentang hati pada postingan kali ini...?Hmmm kenapa hati, karena hati dan seluruh panca indera tak sanggup menahannya.
Menahan bahwa sesungguhnya panca indera ini saling bersinkronisasi untuk saya menuliskan sesuatu tentangnya. Ada kata yang sulit sekali diucapkan langsung karna takut dibilang penggombal. Karna ada sesuatu yang hanya bisa saya tunjukkan lewat perbuatan. Perbuatan manis hanya untuk 'dirinya' dan 'senyumnya' yang manis. Senyuman yang sangat memikat dan bisa membuat siapa saja tersihir untuk menyukainya. Terkadang sifat kikir muncul ke permukaan, bahwa aku tak ingin membagi senyumnya pada orang lain. Biarlah menjadi milikku.
Berkelana aku mencari 'dirinya' sampai pilu berjatuhan. Memulai dari awal berkali-kali dengan orang yang berbeda dan akhirnya kandas di tengah jalan. Lama aku berdiri di tengah jalan terik itu sendiri, keringat dingin mengguyur tubuh, dan tubuh seakan tak tahan untuk terus tegak berdiri. Aku jatuh pingsan di jalan yang penuh kerikil. Tak ada yang menolongku saat itu! Hujan turun membasahi tubuhku yang sedang tertidur di tengah jalan penuh kerikil itu, aku segera sadar dan bersiap bangun pindah dari tempat yang menyakitkan itu ke tempat yang bisa membuatku tenang.
Rumah satu-satunya tempatku kembali, kembali lari dari hidup yang keras. Rehat sejenak di dalam rumah bersama orang-orang tersayang. Mereka yang selama ini sering aku abaikan karena aku asik dengan duniaku sendiri. Cukup lama aku terdiam di dalam rumah, memperbaiki tingkah lakuku, berdoa, dan berharap akan ada keajaiban.
Keesokan harinya keajaiban datang mengetuk pintu rumahku, menyapaku dengan senyuman hangat. Entah apa yang membuatnya datang kesini, datang pada saat yang sangat tepat. Tepat hari itu hatiku bagai kertas putih yang sudah dihapus bersih dari coretan-coretan pensil sisa ujian kemarin. Sejak hari itu, 'dirinya' mulai melukis pada kertas itu dengan tinta spidol warna-warni. Satu bulan, dua bulan, tiga bulan,...sampai enam bulan lamanya lukisan dari tinta hitam, putih, merah, biru, hijau dan warna lainnya belum terlihat jelas. Namun, kini satu tahun lamanya aku mulai bisa menerka-nerka ia sedang melukis apa.
Sketsa cincin dengan lingkaran emas, liontin berwarna putih, dan backgorund warna-warni dibuatnya. Aku mulai mengerti maksud lukisan tersebut. Kuterka-terka kandungan warnanya. Emas berarti kemakmuran, keaktifan, dan putih keterbukaan. Sudah satu tahun lebih aku dan dirinya saling terbuka, berusaha menerima masa lalu dan masa depan nanti. Masa depan yang selalu aku impikan, dengannya yang bisa menerima segala kekurangan dan kelebihanku, begitupun aku bisa menerima kekurangan dan kelebihannya. Tak sabar, ingin segera melihat hasil lukisannya, seutuhnya. :')