Layar Terkembang
Kembali lagi dengan hobi dengan mood yang pasang surut untuk dilakukan. Kali ini saya iseng-iseng membaca novel sastra klasik berjudul "Layar Terkembang" karya St. Takdir Alisjahbana. Novel yang tidak terlalu tebal halamannya (201 halaman) namun, spasinya cukup rapat, pembahasannya padat dan berisi hehe...Hanya menghabiskan waktu menunggu jam kosong sebelum masuk kelas, waktu luang setelah pulang sekolah, dan waktu luang sebelum mata terpejam. Totalnya 2 hari saya menyelesaikan novel ini. Intinya novel ini bercerita tentang dua orang perempuan kakak beradik Tuti dan Maria. Dua orang kakak beradik yang sangat berbeda kepribadiannya. Tuti adalah seorang kakak yang sangat serius dan rajin mengikuti kegiatan organisasi wanita. Seperti pada umumnya di dalam organisasi politik, Tuti rajin menyuarakan orasi-orasi tentang persamaan hak wanita. Pada saat itu, semangat kaum wanita sedang bergelora sehingga mereka mulai menuntut persamaan dengan kaum pria.Sedangkan Maria adalah seorang adik yang lincah dan periang pembawaannya, sehingga siapa pun yang dekat dengannya pasti ikut bahagia. Di tengah-tengah dua dara jelita ini muncul sesosok pria mahasiswa kedokteran bernama Yusuf. Berawal dari tatap pada sebuah acara di akuarium pasar ikan Maria dan Yusuf bertemu dan saling jatuh hati, kemudian mereka menjadi sepasang kekasih. Di samping kisah cinta antara Maria dan Yusuf, ada juga kisah cinta antara Tuti dan Supomo. Supomo adalah seorang pria yang sangat baik hati. Namun, karena Supomo bukanlah sosok pria idaman Tuti, maka Tuti menolak cinta Supomo. Belum menemukan sosok pria idaman membuat Tuti kembali lagi pada kesibukannya, yaitu melakukan berbagai macam kegiatan organisasi dan membaca buku. Kesibukannya membuat dirinya lupa akan hal berkasih-kasih seperti yang dilakukan adiknya.Setelah perjalanan cinta Maria dan Yusuf yang panjang, mulailah mereka merencanakan hubungan yang serius. Melakukan tahap-tahap perkenalan, pertemuan dengan keluarga, dan kunjungan oleh Yusuf, diadakanlah ikatan pertunangan antara Maria dan Yusuf. Tetapi sayang, ketika menjelang hari pernikahan, Maria jatuh sakit. Maria mengeluarkan batuk darah sehingga harus dirawat di Sanatorium Pacet. Tidak lama kemudian, Maria menghembuskan nafas terakhirnya. Sebelum ajal datang, Maria berpesan agar Tuti, kakaknya bersedia menerima Yusuf. Tuti tidak menolak dan dimulailah pertunangan antara Tuti dan Yusuf. Akhirnya tak lama kemudian keduanya menikah dan hidup selamanya.
Begitulah dengan cinta pada kehidupan nyata
Kita bisa merencanakan akan menikah dengan siapa
Tapi kita tidak bisa menolak takdir yang sudah ditentukan Sang Pencipta untuk kita