Unsur Interinsik Novel Geni Jora

00.36.00 0 Comments A+ a-



1. Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam sebuah teks sebagai struktur semantis yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan (Hartoko & Rahmanto dalam Nurgiantoro, 2010: 68). Singkatnya tema merupakan ide yang mendasari sebuah cerita. 

Tema pada Novel Geni Jora

Geni Jora artinya Bintang Kejora, melalui judul novel ini penulis ingin menyampaikan pesan bahwa sosok pemeran utama adalah orang yang memiliki mimpi dan cita-cita setinggi bintang kejora. Bintang kejora adalah sebuah perumpamaan dari suatu yang indah namun sulit untuk dimiliki. Tema dalam novel ini dimunculkan oleh sosok perempuan cantik bernama Kejora atau Jora. Jora adalah sosok perempuan keras, emosional, dan sangat menuntut keadilan antara laki-laki dan perempuan. Novel ini mengisahkan tentang seorang perempuan yang tidak ingin dibeda-bedakan dengan laki-laki, karena menurutnya wanita memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Wanita berhak menyuarakan pendapat, mendapatkan pendidikan yang sesuai, berhak untuk menentukan kebahagiaannya sendiri, sekolot apapun lingkungannya. Dapat dilihat dari kutipan berikut:

Tetapi salah dalam sudut pandangku. Aku merasa, diriku mengalir sebagaimana takdir yang diperuntukkan bagiku. Sebagai perempuan, demikianlah kehadiranku. Merdeka. Mencoba beradaptasi dengan sopan santun dan bergerak sebagaimana makhluk-makhluk lain bergerak. Jika laki-laki pandai menipu, perempuan tak kalah lihainya dalam hal menipu. Jika laki-laki senang berburu, tidak ada salahnya perempuan menyenangi hal yang sama.
Kutekankan satu hal dikepalanya, bahwa perempuan tidak bisa dibohongi dan bukan obyek kebohongan. Menipu perempuan adalah sama dengan menipu diri sendiri. Sekaligus menipu dunia. 
( Geni Jora/ 2009/ 23 )
  
Jika misalnya Zakky poligami, apa reaksi Kak Jora,” tanya Najwa           .
“Aku akan poliandri, pakai cara-cara yang legal.
    
“Seperti apa?”
          
“Pertama aku akan mengkhulu’nya. Lalu menikah lagi dengan bintang film yang gantengnya melebihi Zakky. Poliandri atau tidak, yang penting rasa adilnya. Sama-sama dua.”

 ( Geni Jora 2009/ 192 )
Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral dalam organisasi sosial. Kejora digambarkan menjadi sosok yang galak terhadap budaya patriarki yang melingkupi kehidupan sehari-harinya. Zakky adalah kekasih Jora yang sangat mendukung paham patriarki. Patriarki Seksualitas tepatnya, bagi Zakky perempuan hanyalah pemuas hasrat petualang lelaki saja. Jora menemukan ketidakseimbangan paham pada Zakky, Jora tidak mau begitu saja menyerah, dalam pandangannya ideologi patriarki penuh kepalsuan kecenderungannya ada pada tendensi libido seksual laki-laki.

Tokoh Neneklah yang pertama kali membeberkan keganjilan tentang ideologi patriarki kepadanya. Kebenciannya terhadap tokoh Nenek, pelecehan yang dilakukan pamannya, tabu-tabu di lingkungan domestik, hingga praktek poligami yang dilakoni ayahnya  Sebagaimana yang dikutip Kejora :
Bahwa perempuan harus mau mengalah. Jika perempuan tidak mau mengalah, dunia akan jungkir balik berantakan seperti pecahan kaca. Sebab tak ada laki-laki yang mau mengalah. Laki-laki selalu ingin menang dan menguasai kemenangan         .

ia (Prahara –laki-laki) tetap rangking pertama di dunia kenyataan. Sebaliknya kau. Betapapun rangkingmu, kau adalah perempuan dan akan tetap perempuan.
( Geni Jora/ 2009/ 82 )
Tetapi Kejora tidak ingin seperti neneknya yang selalu mengalah pada laki- laki. Dalam novel ini Jora pernah berkata: Jika hidup ini adalah milik kita berdua, maka setengah adalah kuasa milik laki- laki dan setengahnya lagi adalah milik perempuan. Jora tidak ingin berada dikelas kedua, yang selalu laki- laki berada dikelas pertama. Seperti kutipan berikut:
 
Tak ada. Hanya kecewa. Maka, jika ditonjok hidungmu, ganti tonjok  hidungnya. Jika dia meninjumu, tinju dia dengan kekuatan yang sama. Sebagaimana Zakky mengiris hatiku, kuiris pula hatinya hingga luka berdara- darah oleh cemburu. Baru tahu rasa dia. Saat kuasa melihat wajah saingannya, semuga taubat nasuha.
( Geni Jora/ 2009/ 269 )

2. Alur  adalah  rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa, sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita (Aminuddin, 1987 : 83). 
Alur dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
  • Alur Maju: Tahapan peristiwa dalam alur ini diawali dengan pengenalan cerita, awal perselisihan, menuju konflik, konflik memuncak, dan diakhiri dengan penyelesaian konflik.
  • Alur Mundur/Flashback: Tahapan peristiwa dimulai dari konflik dan di akhir cerita diungkapkan latar belakang terjadinya konflik.
  • Alur Campuran: Alur jenis ini merupakan gabungan antara alur maju dengan alur mundur. Satu saat cerita berjalan maju namun pada saat yang lain cerita berjalan mundur. Alur jenis ini memang tidak mudah untuk dipahami karena tahapan peristiwa dalam cerita melompat-lompat. Cerita jenis ini membutuhkan konsentrasi tinggi untuk memahami jalan ceritanya.
    Tahapan alur dibagi menjadi lima, yaitu:
  • Tahap pengenalan cerita mulai dari tokoh-tokoh hingga situasi atau latar ceritanya.
  • Tahap konflik (masalah), yaitu tahap dimana mulai muncul konflik dari peristiwa-peristiwa yang ada pada tahap sebelumnya.
  • Tahap klimaks, yaitu dimana konflik yang terjadi sudah mencapai puncaknya.
  • Tahap pemecahan masalah, yaitu tahap dimana konflik atau pertentangan-pertentangan dalam cerita mereda menuju penyelesaian.
  • Tahap penyelesaian, yaitu masalah atau konflik sudah reda dan dapat diselesaikan. 
Alur pada Novel Geni Jora

Alur dalam novel Geni Jora ini adalah Alur Mundur/Flashback dan Alur Campuran. Di sebut alur campuran karena alur Geni Jora  ceritanya tidak runtut menurut kronologi kejadiannya alias bercampur- campur. Kadang dipertengahan cerita yang diceritakan terlebih dahulu, kemudian kembali ke masa lalu dan lansung meloncat ke masa depan. Bahkan dipertengahan cerita terdapat alur mundur atau alur flashback yang saat cerita sedang berjalan dengan alur maju, kemudian cerita dikembalikan kemasa lalu sebelum peristiwa yang diceritakan belum selesai. Berikut kutipan yang menunjukan adanya Alur flashback atau sorot balik :
( Aku menoleh ke arah Elya yang sedari tadi mendengar ceritaku tanpa bergerak seperti patung ).
“ Di mana kakakmu sekarang, Jora ? Bagaimana kabarnya ?” tanya Elya
“ Ia baik- baik saja. Tahun ini, ia masuk Fakultas Hukum sebuah Universitas terkenal di Yogyakarta.”
“Kalian berdua sangat akrab ?”
( Geni Jora / 2009/ 112 )
 
Berikut ini adalah kutipan  perbincangan antara Kejora dan Elya pada saat mereka di Pesantren. Jora menceritakan masa kecilnya kepada Elya waktu berumur 9 tahun yang Neneknya telah menorehkan luka terhadap Jora bahwa wanita itu selalu berada di baris ke dua. Jadi dalam novel Geni Jora ini tidak hanya terdapat alur campuran tetapi juga terdapat alur flashback, karena saat cerita dimulai tokoh- tokoh dalam novel ini sekilas menceritakan kehidupan dimasa lalu sebelum peristiwa berakhir.
Tahapan Alur pada Novel Geni Jora

  • Tahap Pengenalan 
Cerita dimulai dari seorang wanita yang bernama Kejora bersama kekasihnya Zakky yang berada di negara timur tengah yaitu kota tua Tangier. Perbincangan mereka dapat dikutip sebagai berikut.
“ Kau akan merasakan embusan angin dari dunia aneh yang tidak tampak. Ombaknya saja cukup membuatmu tidak ingin pulang. Dan kita bisa nginap di Sheraton Agadir Hotel seandainya kau masih kerasan dan tentunya dalam dua kamar, hmm?”
Kali ini, aku tak dapat menahan rasa geli.
“ Ada yang lucu?” ia penasaran.
“ Tidak juga. Lebih baik menyerang dulu sebelum diserang. Benar, kan? Dan itu salah satu dari keahlianmu.”
“ Seperti sup harira, bicaramu selalu pedas dan panas.
“ Tapi segar, kan?”
( Geni Jora / 2009/ 19 )
Itulah kutipan dari perbincangan Jora dengan Kekasihnya Zakky. Mereka sedang memperdepatkan tentang penginapan yang aslinya Zakky ingin mereka berada dalam satu kamar. Tetapi Jora tidak sependapat dengan apa yang diinginkan oleh Zakky. Pada akhirnya Zakky mengalah.  
  • Tahap Konflik
Setelah pengenalan cerita, maka pada tahap pemunculan konflik digambarkan kehidupan dipesantren. Jora bertemu orang yang sombong dan blaguk yang mengutamakan bahwa uang bisa membeli segalanya. Kutipan dapat dilihat sebagai berikut: 
“ Hanya kau yang bisa menolong Namnya! Lakukanlah sesuatu1” 
“ Nada bicaramu seperti majikan terhadap budaknya. Kau pikir, siapa aku siapa dirimu,” aku menjawab ketus.
“ Waduh! Baru jadi  ‘ bintang kelas’ sudah sombong. Tak terbayangkan jika ‘ bintang pelajar’. Mendingan Zahra Bajned yang dijagokan, tidak sombong dan ringan tangan,” 
“ Memangnya menjadi ‘ bintang pelajar ‘ pakai jago- jagoan? Kayak pertandingan tinju saja,” aku kian sakartis.
“ Kalau kau pakai amplok,” sahut Sonya tak acuh dan getir. 
“ Sudah kuduga,” kataku,” agaknya kejahatan dan kebaikan itu sama saja di matamu, manis dan pahit juga sama saja di lidahmu., sebab itu enak saja mulutmu bicara.”
“ Kulihat kian hari kian menyebalkan saja makhluk satu ini!” ejeknya 
“ Dan kian hari kian jahiliah saja manusia satu ini,” aku ganti mengejeknya. 
 ( Geni Jora / 2009/ 57 ) 
Mereka adalah kakak adik yang selalu membuat onar di pesantren, dan juga Sonya memiliki gank yang anggotanya berkarakter sama seperti dia. Dalam Novel Geni Jora ini juga terdapat  kemunculan  konflik lainnya yaitu hadirnya tokoh yang menjadi Neneknya Jora. Nenek yang telah menorehkan luka pada Jora, bahwa laki- laki selalu di baris depan dan perempuan selalu mengalah. Berikut ini adalah kutipannya: 
Bahwa perempuan harus mengalah, dunia ini akan jungkir balik berantakan seperti pecahan kaca. Sebab, tidak ada laki- laki yang mau mengalah. Laki- laki selalu ingin menang dan menguasai kemenangan. Oleh karena itu, perempuan harus siap mengalah ( pakai awalan “me” ). 
“ Jadi , selama ini nenek emngalah?”
“ itulah yang harus nenek lakuakan, cucu.” 
“ pantas Nenek tidak pernah diperhitungkan. Nenek tahu apa sebabnya ?”
“ apa, apa sebabnya, cucu?” 
“ Sebab, Nenek telah mematok hrga mati , dan harga mati Nenek adalah kekalahan. Siapakah yang mau memperhitungkan pihak yang kala?
( Geni Jora / 2009/ 81 ) 
Konflik dengan Sonya berlanjut pada hari- hari berikutnya. Sonya selalu mencari masalah dengan Jora bahkan ia selalu mengawasi gerak- geriknya. Seperti saat malam itupun ketika Kejora bersama dengan Elya sahabatnya.
“ Sesosok dari kegelapan tiba- tiba muncul. Sonya, ia tengah membutunti langkah kami. Pastilah untuk memata- mataiku bersama Elya.”
“ Kau Sonya? Kau yang mengendap- ngendap seperti hantu? Apa yang kau inginkan!” bentak Elya.
“ jangan membentakku !” Katanya berani, “ Kalian telah tertangkap basah. Mau mungkir ?” Sonya tersenyum sinis. Ia terkikik sendiri seperti kuntilanak sembari cepat- cepat berlalu.
Kami berdua terpaku seperti orang terkena hipnotis.
“ Apa yang sedang kau pikirkan, Elya?”
“ Sama dengan pikiranmu.”
“ Apa? Apa, Elya?” perasaanku tidak enak. Serba salah dan ingin berteriak. Ada sesuatu yang menekan.
“ Jangan panik, Jora. Ini hanya fitnah. Fitnah! Elya menggengam erat tanganku,” akan kita atasi bersama.”
( Geni Jora / 2009/ 117)
Dalam kutipan tersebut menceritakan bahwa Kejora dan Elya difitnah oleh Sonya. Sonya mengancam akan melaporkan kelakuan mereka berdua kepada tim Majelis Tahkim. Pada malam itu Kejora panik tetapi Elya membuatnya tenang. Dengan kepintaran Elya, Sonya urung melaporkan kepada majelis tahkim karena tidak memiliki bukti yang cukup. Tetapi, mereka menjadi rahasia pembicaraan umum. Kejora menjadi ledekan atau pembicaraan bagi para santri, teman- temanya, Gank Sonya dan Gank Detty. Seperti kutipan berikut:
“ Awas ! jangan keras- keras. Jika Elya sampai mendengarnya, ia akan mendampratmu habis! Tahu kan, apa yang dia lakukan untuk kekasihnya itu? Dia akan membela si Belok habis- habisan, lalu...”
“ Lalu saja “ Kiss Chayank’, bego’?!”
( Geni Jora / 2009/ 124)
 
  • Tahap Klimaks
Pada tahap klimaks ini terjadi ketika Kejora merasakan sesuatu yang aneh terhadap sahabat Zakky yang bernama Asaav. Berikut ini adalah kutipannya:
“ Kau Asaav? Sejak punya nyali duduk di antara kami berdua? Belum kenal Menelaos dari Yunani, ya?”
“ Sekuat- kuat Mnelaos, mana yang lebih mana yang lebih mengerikan dibanding sang penjagal Hitler. Dan aku lahir antara kebanggan etnis yang ditularkan oleh model- model Hococaust Hitler. Kau tahu, kan, apa yang kumaksud?”
“ Dasar jin maimon! Jin terkutuk ! senjata makan tuan! Air susu dibalas tuba! Samiri kau!”
“ Rasakan ini! moshe Dayan! Masikh Dajjal!”
“ Hahaha... kau meninjuku Zakky? Kupikir , kau hanya bisa membaca makalah dalam majelismu yang sopan dan terpelajar. Ternyata Badui juga strategitempurmu!”hahaha...
  ( Geni Jora / 2009/ 223 )
Zakky cemburu melihat kedekatan tunangannya dengan sahabatnya si Asaav. Zakky juga sangat marah terhadap Asaav. Kemarahan Zakky membuat Jora sangat jengkel terhadapnya. Tetapi sebaliknya terhadap Asaav Jora lebih bersimpati, karena Asaav tidak meladeni perlakuan Zakky yang seperti anak kecil. Bahkan beberapa hari selanjutnya Asaav Jalan- jalan dengan Kejora.
  • Tahap Pemecah Masalah
Tahap pemecah masalah pada novel Geni Jora dilakukan oleh tokoh Zakky, ternyata yang mengundang Asaav dan menyuruh merayu Jora adalah ide dari Zakky sendiri. Tetapi agar masalah tidak berlarut- larut akhirnya Zakky  mempertemukan mereka semua yaitu Zakky sendiri, Asaav, Jora dan juga sahabat Jora yaitu Elya untuk memecahkan konflik di antara mereka. Kutipan dapat dilihat sebagai berikut :
“ Apa yang ingin kau bicarakan?” aku tak sabar.
“ Tentang kita. Hubungan kita. Cinta kita. Tapi, makanlah dulu. Ayo!”
Aku diam saja. Tak menyentuh apa pun dan bicara apa pun. Zakky memandang Elya. Agaknya ia berharap, Elya yang mampu merayuku untuk bergerak.
“ Jora...! Kau jangan tersinggung atau merasa kami mencampuri urusanmu. Kami telah membicarakan msalah kalian berdua, kau dan Zakky. Dan pagi ini, kami ingin segala sesuatu akan beres setelah pembicaraan kita nanti. Tapi sebelumnya, ayolah kita sarapan dahu untuk menjinakkan emosi dan kita bisa bicara dengan ruh al fikri kalau tidak dengan euh al qudsi.”
  ( Geni Jora / 2009/ 247 )
Lalu Elya meneruskan perbincangannya :
“ Kalian memang pasangan ideal,” ujar Elya,” sebab itu harus menyatu. Kalian tak bisa terpisahkan. Percaya deh padaku, masing- masing dari kalian akan merana seumur- umur jika mencoba meninggalkan yang lain.”
“ Kau dengar, Yang? Jika  kahin dan ahli nujum telah bersabda, kita berani membantah?” tanya Zakky.
( Geni Jora / 2009/ 248 )
  • Tahap Penyelesaian 
Penyelesaian konflik yang terjadi diantara mereka setelah Zakky berkomitmen dengan Kejora bahwa dia tidak akan pernah poligami dan juga akan selalu  mencintai Kejora. Kutipan dapat dilihat sebagai berikut :
      “ Aku tidak akan poligami. Ini janjiku. Jika aku mengingkarinya, kau boleh melakukan hal yang sama. Dan itu adalah hukuman paling menyakitkan untukku. Aku tidak siap. Dan tidak akan pernah siap menyaksikan kau dengan yang lain, Jora. Aku ingin kau hanya untukku. Selamnya!”
( Geni Jora / 2009/ 261 )
Setelah berhari- hati Jora mengalami kebimbangan dan amarah, kini ia merasakan kebahagian. Karena Zakky telah mengikrarnya janji yang paling monumental dan paling sakral. Sebuah janji untuk setia dan tidak akan pernah poligami. Sebagai seorang istri, mitra hidup yang memiliki posisi sejajar dengan kaum laki.
3. Setting adalah latar atau tempat terjadinya peristiwa baik yang berupa fisik, unsur tempat, waktu dan ruang ataupun peristiwa cerita (Sugiarti, 2002: 55).
Latar dibagi menjadi empat bagian, antara lain:
1.      Latar Tempat
Latar tempat adalah menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur yang dipergunakan mengkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas.
2.      Latar Waktu
Latar waktu adalah latar waktu yang berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah.
3.      Latar Suasana
Latar suasana adalah latar yang menggambarkan suasana batin maupun lingkungan yang terjadi dalam cerita. Latar suasana dapat berupa suasana sedih, gembira, kacau, bingung, dan lain sebagainya.
4.      Latar Sosial
Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi mencakup masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Latar sosial dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap dan lain-lain.  Di samping itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan.
Setting pada Novel Geni Jora
  1. Latar Tempat
Secara keseluruhan, tempat yang melatari cerita dalam novel Geni Jora mengambil lokasi yang berasal dan ditempatkan di Timur Tengah, ada juga yang ada di Indonesia. Berikut ini adalah kutipan yang menjelasakan tempat : 
Maroko 
Setelah Damaskus, inilah perjalanan kedua yang menggetarkan jaringan sarafku. Marok. Sebuah tempat penuh kontras dan keindahan yang menakjubkan. Negara modern dengan jiwa yang bersahaja. Lebih dari separuh buminya adalah sahara, taman Allah sebagaimana legenda arab yang terjaga.
( Geni Jora / 2009/ 11 )
Tangier 
Inilah Tangier. Kota tua yang dibangun di atas daerah berbukit- bukit terletak di pilar- pilar Hercules, delapan mil dari pesisir Spanyol. Di zama dahulu, pilar- pilar Gibraltar atau Jabal Thareq dan Jabal Musa yang dikenal sebagai Gates of Hell. Gerbang neraka. Ulysses berlayar dengan perahu hitam melewati puncaknya untuk mempelajari nasibnya. Bagi homer, pilar- pilar itu menandakan ujung dari dunia nyata.
( Geni Jora / 2009/ 12 )        
Medina       
Kami telah meninggalkan Medina dan hampir mencapai Ville Nouvelle yang juga disebut New Town. Sebuah kota yang bernuansa Prancis Modern, yang memiliki jalan- jalan lebar yang terbentang dengan pola bagaimana bintang- bintang berserakan.
( Geni Jora / 2009/ 14 )

Cassablanca
              Tata tertib?” Zakky tergelak, hampir tersendak. Ia kempali pada ingatannya dua tahun yang lalu, saat mengisi kajian agama di Masjid Hassan II, bangunan spektakuler yang berada di Cassablanca. Bersama seorang teman yang bernama Mokhtar. 
( Geni Jora / 2009/ 16 ) 
Pesantren (Jawa Timur)
Ranjangku ada dibawahnya. Di pesantren kamu, setiap kamar dihuni enam atau delapan santri. Kami memakai ranjang tingkat untuk tidur dan lemari tingkat juga untuk menyimpan pakaian dan buku- buku. Satu kamar biasanya memuat tiga ranjang tingkat dan tiga lemari dua pintu.
( Geni Jora /2009/ 58 )
Surabaya - Damaskus
Perjalanan Surabaya – Damaskus adalah perjalanan menuju neraka Venu. Negeri jauh yang tak pernah disentuh mimp. Pandangan amta serasa angin menerkam.
( Geni Jora / 2009/ 216 )
Malioboro (Yogyakarta)
Acara konferensi di mana Zakky sebagai presentator, masih sehari lagi. Masih ada banyak waktu untuk shopping di kota para seniman dan perajin ini. suvenir membamjir menghuni toko- tokoh yang berjejer. Sepanjang emperan Maliobor,o, anda akan menemukan segala keindahan barang- barang kerajinan dengan harga yang relatif murah. Berbekal kepandaian menawar, anda bisa memborong berbagai bentuk tas kulit, topi, sepatu, gelang gading, baju batik, segala macam aksesoris, mainan anak, alat kesehatan, rupa- rupa cincin, dan batu akik.
( Geni Jora /2009/ 254 )
            Penulis makalah hanya mengambil beberapa tempat sebagai contoh dalam latar tempat di dalam novel Geni Jora. Di dalam  Nove Geni Jora banyak tempat yang ada dalam cerita. Novel ini melatari Pesantren di jawa, budaya Timur Tengah dan Maghribi.


  1. Latar Waktu
Latar Waktu dalam novel Geni Jora tidak begitu dijelaskan secara rinci mengambil setting pada tahun berapa. Tetapi ada juga sebagain yang dijelaskan tapi tidak semua. Banyak latar waktu yang disebutkan hanya berkisar  pada saat pagi, siang, sore dan malam. Contoh kutipan yang memuat latar waktu sebagai berikut:
Pagi
            Pada suatu pagi, Nadia mewajibkan diri untuk ikut bersama mendengarkan presentasi makalah yang menghebohkan di seputar masjid besar, Jama’al Sunnah di Rabat. Ia mendatangi tempat itu dengan ketertarikan yang luar biasa pada ceramahnya, seorang Guru besar Universitas Muhammad V, dengan tema ynag menggerakkan dan membikin gelisah para penguasa laki- laki di seantero bumi. Perempuan dan kekhalifahan. Tak ada lain. fatima mernissilah sang presentator.
( Geni Jora / 2009/ 27 )
“ Ta- ib. Pagi yang cerah, bukan ? bagaimana kue tajinnya, suka ?
“ Inilah kue yang sangat lezat. Peramunnya pastilah memiliki cita rasa tinggi. Seorang perempuan ...?” kelakar Ayeda.
( Geni Jora  / 2009/ 39 )
Siang
Penuh sayang. Dengan tatap mata menidurkan, siang yang agak mendung di akhir November, Zakky mengikrarkan janjinya paling monumintal. Palng sakral. Sebuah janji untuk setia dan tidak akan pologami, menjadikkanku sebagai satu- satunya pilihan untuk hari kedepannya. Menghambur dalam pelukannya. Tetapi, entah kapan kami boleh melakukannya. Ku kira masih lama.
Kegembiraan ini memerlukan ekspresi sendri.
( Geni Jora / 2009/ 260 )
Sore
Sore harinya di kamar, kudengar Namnya mengadu pada kakaknya perihal komentar Ustaz Omar. Sonya pun menanggapi begini.
“ Omar si Jubah Hitam menyamakan inta dengan Badui ? anggak terbalik nih? Rumah tipe 46, mobil Volvo ringsokan. Ah...! sudahlah ! nanti kita amplopi haremnya yang tebel, biar lulus ujian inta.
( Geni Jora  / 2009/ 56 )
Sore itu, senja  hampir turun , tetapi pandanganku masih terlalu jelas untuk mengintip tangan Paman Hasan yang memegang pundak Lola., dan secepat kilat Lola menepisnya. Kulihat Paman mengucapkan sesuatu dan Lola menggeleng. Paman bangkit berdiri di belkang Lola, tetapi tangannya menjulur ke payudarahnya. Lola tersentak, tetapi Paman Khalil di sampingnya malah terbahak- bahak.
( Geni Jora  / 2009 / 90 )
Malam
Malam kian larut. Terdengar dua pukulan dibunyikan dari arah asrama. Bapak peronda dalam tengah memukul tiang listrik di pinggir jalan raya., di luar sana. Kami duduk di atas “ meja kuliah “( sebuah kursi yang bergandengan sekaligus dengan mejanya, bisa di buka tutup ) menghadap lapangan olah raga.
( Geni Jora / 2009/ 71 )
“ Bangun dalam sepertiga malam, itu sangat bagus, tetapi bukan untuk sensas. Bangun malam adalah qiya- mullail, tahajud ! bukan keluyuran membikin berita heboh, mengganggu para tetangg, emngganggu saudara saudaranya yang telah nyenyak tidur. Itu namanya merusak malam. Sekaligus nama baik Ayah, Paham ?”
( Geni Jora  / 2009 / 96 )
  1. Latar Suasana
Ada beberapa latar suasana yang terdapat pada novel Geni Jora, diantaranya adalah suasan panik,  marah, sedih dan bahagia. Berikut inilah kutipan suasana marah dalam novel Geni Jora :
Panik
Kami berdua terpaku seperti orang terkena hipnotis.
“ Apa yang sedang kau pikirkan, Elya ?”
“ sama dengan pikiranmu.”
“ Apa ? apa, Elya ? perasaanku tidak enak. Serba salah dan ingin berteriak. Ada sesuatu yang menekan.
“ Jangan panik, Jora. ini hanya fitnah. Fitnah !” Elya menggenggam erat tanganku,” akan kita atasi bersama.”
“ kau tahu bencana fitnah lebih kejam dari pembunuhan?”
( Geni Jora / 2009/ 117 )
Dalam dialog di atas antara Elya dengan Kejora mereka mengalami kepanikan, karena terjadi konflik antara mereka dengan Sonya. Dalam novel ini juga ada suasana yang sedih, berikut ini kutipan dapat dilihat :
            Kupikir, ibuku tertekan menjadi istri kedua. Itu bisa kubaca dari ekpresi wajahnya yang senantiasa masam saat melihat ibu Fatmah pulang dari luar kota bersama Ayah. Sekalipun banyak hadiah untuknya, tak dapat menghapus kesediahn yang memancar dari perasaan jiwanya yang tertekan.
( Geni Jora / 2009/ 102 )
 Suasana sedih dirasakan oleh Ibu Kejora yang merasa tertekan menjadi istri kedua, walaupun mereka dari kelurga yang kaya tapi mereka kurang bahagia. Dalam konflik batin yang dirasakan oleh Ibunya, digambarkan bahwa suasana pada saat itu terasa kesedihan yang mendalam yang selama ini disimpan oleh Ibunya. Dalam novel Geni Jora ini juga ada suasana marah, yaitu waktu Kejora ditemukan sedang berduaan dengan Asaav. Berikut adalah kutipannya:
“ Kau telah membakarku habis, Jora. tanpa sesuatupun kulakukan. Kau telah membakarku habis,” antara pilu, marahyang teredam, ia berisak.
“ Tidak!” kataku.” Jika kau merasa terbakar, itu tak lebih karena ulahmu sendiri, Zakky. Jika kau menyebutku pengkhianat, kau adalah guruku. Dan jika aku penjahat, kau pula tentorku. Jadi akulah cerminmu. Pandang aku ! kau akan melihat dirimu.”
( Geni Jora / 2009/ 240 )
Dan juga terdapat susana  Bahagia yang yang dirasakan oleh Kejora pada saat Zakky mengikralkan janji bahwa ia tidak akan poligami dan selalu menghargai perempuan. Berikut adalah kutipannya:
“ Aku tidak akan poligami. Ini janjiku. Jika aku mengingkarinya, kau boleh melakukan hal yang sama. Dan itu adalah hukuman paling menyakitkan untukku. Aku tidak siap. Dan tidak akan pernah siap menyaksikan kau dengan yang lain, Jora. Aku ingin kau hanya untukku. Selamnya!”
Penuh sayang. Dengan tatap mata menidurkan, siang yang agak mendung di akhir November, Zakky mengikrarkan janjinya paling monumintal. Palng sakral. Sebuah janji untuk setia dan tidak akan pologami, menjadikkanku sebagai satu- satunya pilihan untuk hari kedepannya. Menghambur dalam pelukannya. Tetapi, entah kapan kami boleh melakukannya. Ku kira masih lama.
Kegembiraan ini memerlukan ekspresi sendri.
( Geni Jora / 2009/ 260 )
  1. Latar Sosial
Latar sosial yang ada dalam novel Geni Jora ini mencerminkan perilaku hidup yang menjunjung tinngi nilai sosial. Karena dalam kehidupan masih banyak masalahh seperti pendidikan yang amat diskriminatif bagi perempuan, poligami, lesbianisme, dominasi laki- laki melakukan kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT ) serta seksualitas pada perempuan. Dengan adanya novel ini perempuan harus tahu bahwa tidak hanya laki- laki berada di baris depan, kaum perempuan juga bisa melakukan apa yang dilakukan oleh kaum laki- laki.
  
 4. Penokohan
Peristiwa dalam karya fiksi seperti halnya peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, selalu diemban oleh tokoh atau pelaku-pelaku tertentu.  Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh.  Sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut dengan penokohan (Aminudin, 2010: 79). 
- Penokohan Berdasarkan Pentingnya Keterlibatan dalam Cerita
a.       Tokoh utama (main character), yaitu tokoh yang diutamakan penceritaannya atau tokoh yang berperan penting dalam cerita.
b.      Tokoh tambahan (peripheral character), yaitu tokoh yang tidak memiliki peranan penting dalam cerita yang fungsinya melayani, melengkapi, mendukung tokoh utama dalam menjalankan tugasnya.  Penceritaan mengenai dirinya relatif pendek dan tidak mendominasi. 
- Penokohan Dilihat dari Fungsi Penampilan Tokoh
a.       Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang dikagumi oleh pembaca karena menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan pembaca.  Tokoh protagonis memberikan empati, simpati, dan melibatkan diri secara emosional dengan pembaca.
b.      Tokoh antagonis, yaitu tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik.  Tokoh antagonis sering kali  tidak disenangi oleh pembaca karena tidak sesuai dengan apa yang diidamkan pembaca.
- Penokohan Berdasarkan Perwatakannya
a.       Tokoh sederhana (simple/flat), yaitu tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi.
b.      Tokoh bulat (complex), yaitu tokoh yang memiliki karakter yang kompleks, antara nafsu, kebutuhan dan kewajiban  serta konflik lainnya sehingga memiliki banyak konflik.
- Penokohan Berdasarkan Perkembangan Watak
a.       Tokoh statis, yaitu tokoh yang tidak berkembang.  Tokoh statis hanya memiliki satu watak tanpa mengalami perubahan.  Apabila pengarang menggambarkannya sebagai seorang tokoh putih, maka sampai akhir cerita ia masi tetap menjadi tokoh putih.
b.      Tokoh berkembang, yaitu tokoh yang mengalami perkembangan.  Tokoh berkembang mengalami perubahan watak.  Apabila ia diciptakan oleh pengarang sebagai tokoh putih, bisa saja di tengah atau akhir cerita ia berubah menjadi tokoh hitam atau sebaliknya.
- Penokohan Berdasarkan Pencerminannya dengan Kehidupan Nyata
a.       Tokoh tipikal, yaitu tokoh yang dipandang sebagai reaksi, tanggapan, penerimaan, atau tafsiran pengarang terhadap tokoh manusia di dunia nyata seperti profesi guru, pejuang dan lain sebagainya.
b.      Tokoh netral, yaitu tokoh yang bereksistensi demi cerita itu sendiri.  Ia benar-benar merupakan tokoh imajiner yang hanya hidup dan bereksistensi dalam dunia fiksi.
- Penokohan Berdasarkan Sifat Masing-masing Tokoh
Di dalam sebuah karya sastra khususnya prosa, tokoh-tokoh dalam cerita memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda untuk menjadi variasi.  Misalnya saja ada tokoh yang disebut memiliki sifat penyayang, pemarah, pendiam, pemalu dan sebagainya  maka dalam hal ini dapat dibuktikan dengan tindakan tokoh, penilaian tokoh lain atau pun dari percakapan antar tokoh.  Pendeskripsian mengenai sifat tokoh ini dapat dianalisis berdasarkan masing-masing tokoh.
Penokohan pada Novel Geni Jora
  1. Penokohan Berdasarkan Pentingnya Keterlibatan dalam Cerita
Tokoh utama dalam novel Geni Jora adalah Kejora. Dikatakan tokoh utama dalam novel karena tokoh ini menjadi sentral cerita dan diutamakan penceritaan tentang dirinya. Jora sebagai tokoh yang memilik banyak porsi penceritaan tentang dirinya yang tidak lain menjadi sudut pandang pengarang. Jora diceritakan sebagai seorang perempuan yang menuntut perilaku-perilaku tidak adil terhadap kaum perempuan. Tokoh Kejora juga selalu ada dalam penceritaan mulai dari bab pertama hingga bab akhir.
Pemeran tambahan dalam novel dari Geni Jora adalah Zakyy, Elya, dan Lola. Porsi penceritaan mengenai tokoh Zakky  cukup banyak karena dalam novel ini Zakky adalah kekasih Kejora. Sedangkan penceritaan tokoh Elya dan Lola tidak begitu banyak. Meskipun ada pula bagian novel ini yang khusus menceritakan tentang mereka. Namun penceritaanya relatif pendek dan tidak mendominasi cerita layaknya tokoh utama.
Tokoh Zakky dalam novel ini yang diceritakan menjadi kekasih Kejora bisa juga dikatakan tokoh utama, karena Zakky memiliki porsi penceritaan yang banyak dalam novel Geni Jora ini.
  1. Penokohan dilihat dari Fungsi Penampilan Tokoh
Dilihat dari fungsi penampilan tokoh, penokohan terdiri atas tokoh protagonis dan antagonis. Dalam novel Geni Jora yang menduduki posisi tokoh protagonis  adalah Kejora, Elya, Lola, Asaav dan Zakky sendiri. karena mereka ini memenuhi kriteria sebagai tokoh protagonis seperti memberikan simpatik, empati pada pembaca dan melibatkan secara emosional. Tokoh- tokoh inipun dapat dikatakan memiliki sifat yang dikagumi dan menampilkan hal- hal yang sesuai dengan pandangan pembaca.
Adapun tokoh yang menduduki posisi sebagai tokoh antagonis yaitu Nenek dari Kejora sendiri, Sonya teman Kejora dan juga 2 paman yang bernama Hasan dan Khalil yang menjadi asisten Ayahnya. Mereka adalah tokoh- tokoh antagonis yang menimbulkan masalah dalam novel Geni Jora ini.
  1. Penokohan Berdasarkan Perwatakannya
Berdasarkan perwatakannya, penokohan terbagi atas tokoh sederhana dan tokoh bulat. Tokoh sederhana dalam novel Geni Jora adalah Elya, Lola, dan Asaav. Alasannya adalah tokoh Elya berperan sebagai sahabat tetapi Elya memiliki karakter keibuan. Sedangkan Lola ia selalu menjaga adiknya yaitu Kejora sendiri. sedangkan Asaav orang yang bijaksana walaupun dia juga seorang patriarkat.
Sedangkan tokoh bulat dari novel Geni Jora adalah Kejora. Tokoh kejora disebut sebagai tokoh bulat karena ia memiliki karakter yang kompleks sehingga banyak ( lebih dari satu masalah ).
  1. Tokoh penokohan Berdasarkan Perkembangan Watak
Berdasarkan perkembangan watak, penokohan dibagi menjadi tokoh statis dan dinami. Tokoh statis dalam Novel Geni Jora adalah Nenek dia tidak mengalami perubahan. Karena kehidupan tokoh Nenek sudah dihargai harga mati yaitu selalu mengalah. Tokoh dinamis adalah Kejora, Zakky, Elya, Lola. Mereka mengalami perkembangan watak. Misalnya, tokoh Zakky yang dulu seorang petualang cinta tetapi sejak bertemu dengan Kejora ia mengalami perubahan lebih serius dan akan menghargai perempuan.
  1. Penokohan Berdasarkan Penceriminan Kehidupan Nyata
Ada tokoh tipikal dan tokoh netral dalam penokohan berdasarkan pencerimanannya dengan kehidupan nyata. Namun dalam novel Geni Jora hanya ada tokoh tipikal saja. Karena tokoh- tokohnya dipandang sebagai reaksi, tanggapan dari penerimaan atau taksiran pengarang terhadap tokoh manusia di dunia nyata. Misalnya: Ibu kandung Kejora yang menjadi istri kedua karena Ayahnya Poligami. Poligami memang rill ada di dunia nyata dan menjadi trendy di jaman sekarang. Begitu pula dengan tokoh lainnya.
  1. Penokohan Berdasarkan Sifat dan Karakter masing- masing Tokoh
·        Kejora
Kejora merupakan tokoh utama yang memiliki karakter cantik, cerdas, dan memiliki cita-cita yang tinggi yakni, mendobrak dominasi laki-laki. Kejora hidup dikeluarga yang menjunjung nilai-nilai islam. Perempuan dengan nada sinis gaya bahasa yang terkadang hiperbola. Kejora digambarkan sebagai perempuan yang menuntut perilaku yang tidak adil terhadap kaum perempuan. Kejora merupakan sosok perempuan muslim yang mendekati titik-titik kesempurnaan hidup. Berpijak pada malancing antara tuntutan manusiawi dan tuntutan religiusitas.Berikut adalah kutipannya:
Jika misalnya Zakky poligami, apa reaksi Kak Jora,” tanya Najwa           .
“Aku akan poliandri, pakai cara-cara yang legal.
    
“Seperti apa?”
          
“Pertama aku akan mengkhulu’nya. Lalu menikah lagi dengan bintang film yang gantengnya melebihi Zakky. Poliandri atau tidak, yang penting rasa adilnya. Sama-sama dua.”
( Geni Jora / 2009/ 192 )
Tak ada. Hanya kecewa. Maka, jika ditonjok hidungmu, ganti tonjok  hidungnya. Jika dia meninjumu, tinju dia dengan kekuatan yang sama. Sebagaimana Zakky mengiris hatiku, kuiris pula hatinya hingga luka berdara- darah oleh cemburu. Baru tahu rasa dia. Saat kuasa melihat wajah saingannya, semuga taubat nasuha.
( Geni Jora / 2009/ 269 )
·        Zakky
Zakky adalah putra midirul ma’had, mahasiswa S2 di Taqiyeh el Sulaimanteh dengan segudang aktivitas intelektual yang juga memiliki reputasu prestisius dalam mengoleksi perempuan cantik. Ia suka berpatualang dalam bercinta, pemarah dan suka meminum- minuman yang haram, tetapi sejak bertemu dengan Kejora ia berubah lebih baik lagi dan akan setia pada Kejora. Berikut adalah kutipannya.
“ Aku tidak akan poligami. Ini janjiku. Jika aku mengingkarinya, kau boleh melakukan hal yang sama. Dan itu adalah hukuman paling menyakitkan untukku. Aku tidak siap. Dan tidak akan pernah siap menyaksikan kau dengan yang lain, Jora. Aku ingin kau hanya untukku. Selamnya!”
( Geni Jora/ 2009/ 261 )
Dalam kutipan di atas Zakky sudah menyadari bahwa ia tidak bisa kehilangan Kejora. Dan tidak akan melakukan Poliandri terhadap Kejora.
·        Elya
Kejora memiliki sahabat yang bernama Elya, kepada Elya, semua keluh kesah ditumpahkan. Sebaliknya, Elya sama sekali tidak pernah mengeluh. Elya dalah seorang perempuan yang memiliki ketegaran dan sikap mandiri. Barangkali usianya yang lebih tua dibandingkan Kejora sendiri, menjadikan Elya begitu dewasa. Seperti seorang kakak yang penuh perhatian, Elya senantiasa mendorong Jora dengan luapan kasih sayang, Kadang  jora merasa Elya lebih memperhatikannya daripada dirinya sendiri. dapat dilihat kutipan berikut ini:
            “ Apapun komentarmu, Jora. Akulah sahabat terbaikmu,” katanya.” Antara kau dan akau, tak ada rahasia. Aku mengagumi kecerdasan otakmu, aktivitas intelektual dan keperibadianmu. Dalam ruang dan waktu, akulah pendukungmu. Dan aku selalu berpihak padamu. Sebab itu, katakan padaku, apa alasan kebencianmu,” lanjutnya.
( Geni Jora / 2009/ 68 )
·        Lola
Lola adalah kakak dari Kejora sering dipanggail Bianglala. Lola sesosok Kakak yang baik dan penuh perhatian terhadap adik- adiknya. Dia juga seorang wanita yang anggun dan memiliki kecantikan yang wibawa. Apalagi ke akrabannya bersama Kejora, ia yang selalu membimbing dan mengawasi tingkah laku adiknya yaitu Kejora. Berikut adalah kuitipannya:
            “ Ssst! Apa yang katakan Lola?” Aku berbisik di telinga Lola dengan tekanan suara mengancam,
“ Tak ada salahnya, kam? Dia calon suamimu. Dan aku ini kakakmu. Aku memberi pegangan untu perjalanan kalian kedepan. Tidak salah, kan?”
“ Kamu sok tahu !”
“ Sebab. Aku memang paling tahu. Akulah yang membimbingmu dan mengawasimu sejak kecil, mbandel? Aku yang menguruskan masalah- masalhmu. Aku yang paling peduli saat tak ada satu pihak pun yang mau memahami!”
( Geni Jora / 2009/ 265 )
·        Asaav
Asaav adalah sahabat dari Zakky, dia digambarkan orang yang bijaksana, pintar dan juga tampan. Dia juga tidak seperti Zakky yang lebih menghargai perempuan dan penyayang. Berikut adalah kitupannya:
            “ Aku bawa surprise untukmu, “ tiba- tida Asaav tangan nya mengibar ke atas.
“ Apa?”
“ ini. Buka saja,”
Bungkusan cantik dengan kertas jingga kado warna jingga, apa isisnya? Aku menerka. Benda padat. Seperti buku. Mungkin kamus bahasa ibrani. Aku geli. Siapa tahu Asaav bermaksud meretas jarak dengan bahasa. mungkin pula nuku sejrah bangsa yahudi, kisah pengusiran mereka oleh Nebukadnezar. Penghancuran al Quds dan Haikal Sulaiman serta pembantaian kebih kurang 40 ribu bangsa yahudi sekita 586 SM.
“ Foto kita? Romantis sekali, ini dimana?”
“ Kau tahu apa yang ingin diabadikan foto ini?”
“ Apa?” aku penasaran
“ Betapa rakusnya Kejora.”
“ Apa kurang besar rotinya?”
Huhhhaaaa.....
  ( Geni Jora / 2009/ 234 )
·        Nenek
Nenek dalam novel Geni Jora ini adalah seorang tokoh yang memberikan awal sumber kejadian yang menggoreskan luka terhadap  Kejora. Yang menjadi muara segala kebencian dan ketidakadilan.Tokoh nenek di novel ini berkarakter menjadi orang yang selalu mengalah terhadap kaum laki- laki dan mengatakan bahwa kaum perempuan berada digaris kedua. Berikut adalah kuitipan kejahatan Nenek yang menceritakan mitos- mitos bahwa laki- laki selalu yang pertama:
      Bahwa perempuan harus mengalah, dunia ini akan jungkir balik berantakan seperti pecahan kaca. Sebab, tidak ada laki- laki yang mau mengalah. Laki- laki selalu ingin menang dan menguasai kemenangan. Oleh karena itu, perempuan harus siap mengalah ( pakai awalan “me” ).
“ Jadi , selama ini nenek emngalah?”
“ itulah yang harus nenek lakuakan, cucu.”
“ pantas Nenek tidak pernah diperhitungkan. Nenek tahu apa sebabnya ?”
“ apa, apa sebabnya, cucu?”
“ Sebab, Nenek telah mematok hrga mati , dan harga mati Nenek adalah kekalahan. Siapakah yang mau memperhitungkan pihak yang kala?”
( Geni Jora / 2009/ 81 )
Kutipan tersebut memperlihatkan karakter nenek bahwa dia selalu mengalah terhadap kaum laki- laki. Adapun kutipan sebagi berikut:
“ Ini, kan rapormu sekolahan, Cucu. Berapapun nilai prihara disekolahan, sebagai laki- laki, ia tetap rangking pertama di dunia kenyataan. Sebaliknya, kau. Berapapun rangkingmu, kau adalah perempuan dan akan tetap sebagai perempuan.
( Geni Jora/ 2009/ 82 )
·        Sonya
Sonya digambarkan sebagai tokoh yang jahat dia juga sombong dan blaguk. Ia selalu mengutamakan uang untuk segala- galanya dan bisa membeli harga diri orang dengan uang. Dia suka membuat onar dan selalu mencari masalah dengan orang lain. apalagi dengan tokoh utama yaitu Kejora ia selalu mencari masalah dengannya. Berikut tedapat kutipannya:
“ Hanya kau yang bisa menolong Namnya! Lakukanlah sesuatu1”
“ Nada bicaramu seperti majikan terhadap budaknya. Kau pikir, siapa aku siapa dirimu,” aku menjawab ketus.
“ Waduh! Baru jadi  ‘ bintang kelas’ sudah sombong. Tak terbayangkan jika ‘ bintang pelajar’. Mendingan Zahra Bajned yang dijagokan, tidak sombong dan ringan tangan,”
“ Memangnya menjadi ‘ bintang pelajar ‘ pakai jago- jagoan? Kayak pertandingan tinju saja,” aku kian sakartis.
“ Kalau kau pakai amplok,” sahut Sonya tak acuh dan getir.
“ Sudah kuduga,” kataku,” agaknya kejahatan dan kebaikan itu sama saja di matamu, manis dan pahit juga sama saja di lidahmu., sebab itu enak saja mulutmu bicara.”
“ Kulihat kian hari kian menyebalkan saja makhluk satu ini!” ejeknya.
“ Dan kian hari kian jahiliah saja manusia satu ini,” aku ganti mengejeknya.
  ( Geni Jora / 2009/ 57 )
·        Paman Hasan dan Paman Khalil
Mereka adalah asisten Ayah Kejora dan Lola, mereka adalah kepercayaannya. Tetapi perbuatan mereka sangat tidak terpuji. Mereka digambarkan sebagai pembawa konflik kedalam tokoh Lola. Mereka melakukan pelecehan bahkan hampir memperkosa Lola. Berikut adalah kutipannya:
            “ Peristiwa yang mana maksudmu, kak?”
            “ Kalu tidak ada Wak Tiwar sore itu, pasti ia telah memperkosaku.”
            Aku tersentak
            “ ia juga hendak memperkosamu? Di mana kak?”
            “ Di samping kolam ikan. Saat aku baru saja keluar dan naik dari berenang. Ia mendekapku dari belakang. Tiba- tiba Wak Tiwar berdehem- dehem sambil membawa cangkul di bawah pohon pisang emas.”
( Geni Jora / 2009/ 112 )
            Mereka adala tokoh- tokoh protagonis dan antagonis yang ada dalam novel Geni Jora. Ada juga tokoh- tokoh lainnya yang menyempurnakan novel Geni Jora, yaitu Nadia, Ayah Kejora, Ibu kandungnya maupun tokoh ibu tirinya dan juga laki- laki yang menjadi tetangganya yaitu Alex Baldwin. Mereka adalah tokoh- tokoh yang menjadi hiburan dalam novel tersebut. Penulis tidak menulis karakter mereka karena mengalami kesulitan dalam menentukan karakter mereka.