Unsur Interinsik Novel Geni Jora
1. Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam sebuah teks sebagai struktur semantis yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan (Hartoko & Rahmanto dalam Nurgiantoro, 2010: 68). Singkatnya tema merupakan ide yang mendasari sebuah cerita.
Tema pada Novel Geni Jora
Geni Jora artinya
Bintang Kejora, melalui judul novel ini penulis ingin menyampaikan pesan bahwa
sosok pemeran utama adalah orang yang memiliki mimpi dan cita-cita setinggi
bintang kejora. Bintang kejora adalah sebuah perumpamaan dari suatu yang indah
namun sulit untuk dimiliki. Tema dalam novel ini dimunculkan oleh sosok
perempuan cantik bernama Kejora atau Jora. Jora adalah sosok perempuan keras,
emosional, dan sangat menuntut keadilan antara laki-laki dan perempuan. Novel
ini mengisahkan tentang seorang perempuan yang tidak ingin dibeda-bedakan dengan laki-laki, karena menurutnya wanita memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Wanita berhak menyuarakan pendapat, mendapatkan pendidikan
yang sesuai, berhak untuk menentukan kebahagiaannya sendiri, sekolot apapun
lingkungannya. Dapat dilihat dari kutipan berikut:
Tokoh Neneklah yang pertama kali membeberkan keganjilan tentang ideologi patriarki kepadanya. Kebenciannya terhadap tokoh Nenek, pelecehan yang dilakukan pamannya, tabu-tabu di lingkungan domestik, hingga praktek poligami yang dilakoni ayahnya Sebagaimana yang dikutip Kejora :
Tetapi
Kejora tidak ingin seperti neneknya yang selalu mengalah pada laki- laki. Dalam
novel ini Jora pernah berkata: Jika hidup ini adalah milik kita berdua, maka
setengah adalah kuasa milik laki- laki dan setengahnya lagi adalah milik
perempuan. Jora tidak ingin berada dikelas kedua, yang selalu laki- laki berada
dikelas pertama. Seperti kutipan berikut:
Tetapi
salah dalam sudut pandangku. Aku merasa, diriku mengalir sebagaimana takdir
yang diperuntukkan bagiku. Sebagai perempuan, demikianlah kehadiranku. Merdeka.
Mencoba beradaptasi dengan sopan santun dan bergerak sebagaimana
makhluk-makhluk lain bergerak. Jika laki-laki pandai menipu, perempuan tak
kalah lihainya dalam hal menipu. Jika laki-laki senang berburu, tidak ada
salahnya perempuan menyenangi hal yang sama.
Kutekankan satu hal dikepalanya, bahwa perempuan tidak
bisa dibohongi dan bukan obyek kebohongan. Menipu perempuan adalah sama dengan
menipu diri sendiri. Sekaligus menipu dunia.
( Geni Jora/ 2009/ 23 )
( Geni Jora/ 2009/ 23 )
“Jika misalnya Zakky poligami, apa reaksi
Kak Jora,” tanya Najwa .
“Aku akan poliandri, pakai cara-cara yang legal. ”
“Seperti apa?”
“Pertama aku akan mengkhulu’nya. Lalu menikah lagi dengan bintang film yang gantengnya melebihi Zakky. Poliandri atau tidak, yang penting rasa adilnya. Sama-sama dua.”
( Geni Jora 2009/ 192 )
“Aku akan poliandri, pakai cara-cara yang legal. ”
“Seperti apa?”
“Pertama aku akan mengkhulu’nya. Lalu menikah lagi dengan bintang film yang gantengnya melebihi Zakky. Poliandri atau tidak, yang penting rasa adilnya. Sama-sama dua.”
( Geni Jora 2009/ 192 )
Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral dalam organisasi sosial. Kejora digambarkan menjadi sosok yang galak terhadap budaya patriarki yang melingkupi kehidupan sehari-harinya. Zakky adalah kekasih Jora yang sangat mendukung paham patriarki. Patriarki Seksualitas tepatnya, bagi Zakky perempuan hanyalah pemuas hasrat petualang lelaki saja. Jora menemukan ketidakseimbangan paham pada Zakky, Jora tidak mau begitu saja menyerah, dalam pandangannya ideologi patriarki penuh kepalsuan kecenderungannya ada pada tendensi libido seksual laki-laki.
Tokoh Neneklah yang pertama kali membeberkan keganjilan tentang ideologi patriarki kepadanya. Kebenciannya terhadap tokoh Nenek, pelecehan yang dilakukan pamannya, tabu-tabu di lingkungan domestik, hingga praktek poligami yang dilakoni ayahnya Sebagaimana yang dikutip Kejora :
Bahwa
perempuan harus mau mengalah. Jika perempuan tidak mau mengalah, dunia akan
jungkir balik berantakan seperti pecahan kaca. Sebab tak ada laki-laki yang mau
mengalah. Laki-laki selalu ingin menang dan menguasai kemenangan .
ia
(Prahara –laki-laki) tetap rangking pertama di dunia kenyataan. Sebaliknya kau.
Betapapun rangkingmu, kau adalah perempuan dan akan tetap perempuan.
( Geni Jora/ 2009/ 82 )
Tak ada. Hanya kecewa. Maka, jika ditonjok hidungmu,
ganti tonjok hidungnya. Jika dia
meninjumu, tinju dia dengan kekuatan yang sama. Sebagaimana Zakky mengiris
hatiku, kuiris pula hatinya hingga luka berdara- darah oleh cemburu. Baru tahu
rasa dia. Saat kuasa melihat wajah saingannya, semuga taubat nasuha.
( Geni Jora/ 2009/ 269 )
2. Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa, sehingga
menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu
cerita (Aminuddin, 1987 : 83).
Alur dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
- Alur Maju: Tahapan peristiwa dalam alur ini diawali dengan pengenalan cerita, awal perselisihan, menuju konflik, konflik memuncak, dan diakhiri dengan penyelesaian konflik.
- Alur Mundur/Flashback: Tahapan peristiwa dimulai dari konflik dan di akhir cerita diungkapkan latar belakang terjadinya konflik.
- Alur Campuran: Alur jenis ini merupakan gabungan antara alur maju dengan alur mundur. Satu saat cerita berjalan maju namun pada saat yang lain cerita berjalan mundur. Alur jenis ini memang tidak mudah untuk dipahami karena tahapan peristiwa dalam cerita melompat-lompat. Cerita jenis ini membutuhkan konsentrasi tinggi untuk memahami jalan ceritanya.
- Tahapan alur dibagi menjadi lima, yaitu:
- Tahap pengenalan cerita mulai dari tokoh-tokoh hingga situasi atau latar ceritanya.
- Tahap konflik (masalah), yaitu tahap dimana mulai muncul konflik dari peristiwa-peristiwa yang ada pada tahap sebelumnya.
- Tahap klimaks, yaitu dimana konflik yang terjadi sudah mencapai puncaknya.
- Tahap pemecahan masalah, yaitu tahap dimana konflik atau pertentangan-pertentangan dalam cerita mereda menuju penyelesaian.
- Tahap penyelesaian, yaitu masalah atau konflik sudah reda dan dapat diselesaikan.
Alur dalam novel Geni Jora ini adalah Alur Mundur/Flashback dan Alur Campuran. Di sebut alur
campuran karena alur Geni Jora ceritanya
tidak runtut menurut kronologi kejadiannya alias bercampur- campur. Kadang
dipertengahan cerita yang diceritakan terlebih dahulu, kemudian kembali ke masa
lalu dan lansung meloncat ke masa depan. Bahkan dipertengahan cerita terdapat
alur mundur atau alur flashback yang saat cerita sedang berjalan dengan
alur maju, kemudian cerita dikembalikan kemasa lalu sebelum peristiwa yang
diceritakan belum selesai. Berikut kutipan yang menunjukan adanya Alur
flashback atau sorot balik :
( Aku menoleh ke arah Elya yang sedari tadi mendengar
ceritaku tanpa bergerak seperti patung ).
“ Di mana kakakmu sekarang, Jora ? Bagaimana kabarnya ?”
tanya Elya
“ Ia baik- baik saja. Tahun ini, ia masuk Fakultas Hukum
sebuah Universitas terkenal di Yogyakarta.”
“Kalian berdua sangat akrab ?”
(
Geni Jora / 2009/ 112 )
Berikut
ini adalah kutipan perbincangan antara
Kejora dan Elya pada saat mereka di Pesantren. Jora menceritakan masa kecilnya
kepada Elya waktu berumur 9 tahun yang Neneknya telah menorehkan luka terhadap
Jora bahwa wanita itu selalu berada di baris ke dua. Jadi dalam novel Geni Jora
ini tidak hanya terdapat alur campuran tetapi juga terdapat alur flashback,
karena saat cerita dimulai tokoh- tokoh dalam novel ini sekilas menceritakan
kehidupan dimasa lalu sebelum peristiwa berakhir.
Tahapan Alur pada Novel Geni Jora
- Tahap Pengenalan
Cerita
dimulai dari seorang wanita yang bernama Kejora bersama kekasihnya Zakky yang
berada di negara timur tengah yaitu kota tua Tangier. Perbincangan mereka dapat
dikutip sebagai berikut.
“ Kau akan merasakan embusan angin dari dunia aneh yang
tidak tampak. Ombaknya saja cukup membuatmu tidak ingin pulang. Dan kita bisa
nginap di Sheraton Agadir Hotel seandainya kau masih kerasan dan tentunya dalam
dua kamar, hmm?”
Kali ini, aku tak dapat menahan rasa geli.
“ Ada yang lucu?” ia penasaran.
“ Tidak juga. Lebih baik menyerang dulu sebelum diserang.
Benar, kan? Dan itu salah satu dari keahlianmu.”
“ Seperti sup harira, bicaramu selalu pedas dan panas.
“ Tapi segar, kan?”
( Geni Jora / 2009/ 19 )
Itulah
kutipan dari perbincangan Jora dengan Kekasihnya Zakky. Mereka sedang
memperdepatkan tentang penginapan yang aslinya Zakky ingin mereka berada dalam
satu kamar. Tetapi Jora tidak sependapat dengan apa yang diinginkan oleh Zakky.
Pada akhirnya Zakky mengalah.
- Tahap Konflik
Setelah
pengenalan cerita, maka pada tahap pemunculan konflik digambarkan kehidupan
dipesantren. Jora bertemu orang yang sombong dan blaguk yang mengutamakan bahwa
uang bisa membeli segalanya. Kutipan dapat dilihat sebagai berikut:
“ Hanya kau yang bisa menolong Namnya! Lakukanlah
sesuatu1”
“ Nada bicaramu seperti majikan terhadap budaknya. Kau
pikir, siapa aku siapa dirimu,” aku menjawab ketus.
“ Waduh! Baru jadi
‘ bintang kelas’ sudah sombong. Tak terbayangkan jika ‘ bintang
pelajar’. Mendingan Zahra Bajned yang dijagokan, tidak sombong dan ringan
tangan,”
“ Memangnya menjadi ‘ bintang pelajar ‘ pakai jago-
jagoan? Kayak pertandingan tinju saja,” aku kian sakartis.
“ Kalau kau pakai amplok,” sahut Sonya tak acuh dan
getir.
“ Sudah kuduga,” kataku,” agaknya kejahatan dan kebaikan
itu sama saja di matamu, manis dan pahit juga sama saja di lidahmu., sebab itu
enak saja mulutmu bicara.”
“ Kulihat kian hari kian menyebalkan saja makhluk satu
ini!” ejeknya
“ Dan kian hari kian jahiliah saja manusia satu ini,” aku
ganti mengejeknya.
( Geni Jora / 2009/ 57 )
Mereka
adalah kakak adik yang selalu membuat onar di pesantren, dan juga Sonya
memiliki gank yang anggotanya berkarakter sama seperti dia. Dalam Novel Geni
Jora ini juga terdapat kemunculan konflik lainnya yaitu hadirnya tokoh yang
menjadi Neneknya Jora. Nenek yang telah menorehkan luka pada Jora, bahwa laki-
laki selalu di baris depan dan perempuan selalu mengalah. Berikut ini adalah
kutipannya:
Bahwa perempuan harus mengalah, dunia ini akan jungkir
balik berantakan seperti pecahan kaca. Sebab, tidak ada laki- laki yang mau
mengalah. Laki- laki selalu ingin menang dan menguasai kemenangan. Oleh karena
itu, perempuan harus siap mengalah ( pakai awalan “me” ).
“ Jadi , selama ini nenek emngalah?”
“ itulah yang harus nenek lakuakan, cucu.”
“ pantas Nenek tidak pernah diperhitungkan. Nenek tahu
apa sebabnya ?”
“ apa, apa sebabnya, cucu?”
“ Sebab, Nenek telah mematok hrga mati , dan harga mati Nenek
adalah kekalahan. Siapakah yang mau memperhitungkan pihak yang kala?
( Geni Jora / 2009/ 81 )
Konflik
dengan Sonya berlanjut pada hari- hari berikutnya. Sonya selalu mencari masalah
dengan Jora bahkan ia selalu mengawasi gerak- geriknya. Seperti saat malam
itupun ketika Kejora bersama dengan Elya sahabatnya.
“ Sesosok dari kegelapan tiba- tiba muncul. Sonya, ia
tengah membutunti langkah kami. Pastilah untuk memata- mataiku bersama Elya.”
“ Kau Sonya? Kau yang mengendap- ngendap seperti hantu?
Apa yang kau inginkan!” bentak Elya.
“ jangan membentakku !” Katanya berani, “ Kalian telah
tertangkap basah. Mau mungkir ?” Sonya tersenyum sinis. Ia terkikik sendiri
seperti kuntilanak sembari cepat- cepat berlalu.
Kami berdua terpaku seperti orang terkena hipnotis.
“ Apa yang sedang kau pikirkan, Elya?”
“ Sama dengan pikiranmu.”
“ Apa? Apa, Elya?” perasaanku tidak enak. Serba salah dan
ingin berteriak. Ada sesuatu yang menekan.
“ Jangan panik, Jora. Ini hanya fitnah. Fitnah! Elya
menggengam erat tanganku,” akan kita atasi bersama.”
( Geni Jora / 2009/ 117)
Dalam
kutipan tersebut menceritakan bahwa Kejora dan Elya difitnah oleh Sonya. Sonya
mengancam akan melaporkan kelakuan mereka berdua kepada tim Majelis Tahkim. Pada malam itu Kejora
panik tetapi Elya membuatnya tenang. Dengan kepintaran Elya, Sonya urung
melaporkan kepada majelis tahkim karena tidak memiliki bukti yang cukup.
Tetapi, mereka menjadi rahasia pembicaraan umum. Kejora menjadi ledekan atau
pembicaraan bagi para santri, teman- temanya, Gank Sonya dan Gank Detty.
Seperti kutipan berikut:
“ Awas ! jangan keras- keras. Jika Elya sampai
mendengarnya, ia akan mendampratmu habis! Tahu kan, apa yang dia lakukan untuk
kekasihnya itu? Dia akan membela si Belok habis- habisan, lalu...”
“ Lalu saja “ Kiss Chayank’, bego’?!”
( Geni Jora / 2009/ 124)
- Tahap Klimaks
Pada
tahap klimaks ini terjadi ketika Kejora merasakan sesuatu yang aneh terhadap
sahabat Zakky yang bernama Asaav. Berikut ini adalah kutipannya:
“ Kau Asaav? Sejak punya nyali duduk di antara kami
berdua? Belum kenal Menelaos dari Yunani, ya?”
“ Sekuat- kuat Mnelaos, mana yang lebih mana yang lebih
mengerikan dibanding sang penjagal Hitler. Dan aku lahir antara kebanggan etnis
yang ditularkan oleh model- model Hococaust Hitler. Kau tahu, kan, apa yang
kumaksud?”
“ Dasar jin maimon! Jin terkutuk ! senjata makan tuan!
Air susu dibalas tuba! Samiri kau!”
“ Rasakan ini! moshe Dayan! Masikh Dajjal!”
“ Hahaha... kau meninjuku Zakky? Kupikir , kau hanya bisa
membaca makalah dalam majelismu yang sopan dan terpelajar. Ternyata Badui juga
strategitempurmu!”hahaha...
( Geni Jora / 2009/ 223 )
Zakky
cemburu melihat kedekatan tunangannya dengan sahabatnya si Asaav. Zakky juga
sangat marah terhadap Asaav. Kemarahan Zakky membuat Jora sangat jengkel
terhadapnya. Tetapi sebaliknya terhadap Asaav Jora lebih bersimpati, karena
Asaav tidak meladeni perlakuan Zakky yang seperti anak kecil. Bahkan beberapa
hari selanjutnya Asaav Jalan- jalan dengan Kejora.
- Tahap Pemecah Masalah
Tahap
pemecah masalah pada novel Geni Jora dilakukan oleh tokoh Zakky, ternyata yang
mengundang Asaav dan menyuruh merayu Jora adalah ide dari Zakky sendiri. Tetapi
agar masalah tidak berlarut- larut akhirnya Zakky mempertemukan mereka semua yaitu Zakky
sendiri, Asaav, Jora dan juga sahabat Jora yaitu Elya untuk memecahkan konflik
di antara mereka. Kutipan dapat dilihat sebagai berikut :
“ Apa yang ingin kau bicarakan?” aku tak sabar.
“ Tentang kita. Hubungan kita. Cinta kita. Tapi, makanlah
dulu. Ayo!”
Aku diam saja. Tak menyentuh apa pun dan bicara apa pun.
Zakky memandang Elya. Agaknya ia berharap, Elya yang mampu merayuku untuk
bergerak.
“ Jora...! Kau jangan tersinggung atau merasa kami
mencampuri urusanmu. Kami telah membicarakan msalah kalian berdua, kau dan
Zakky. Dan pagi ini, kami ingin segala sesuatu akan beres setelah pembicaraan
kita nanti. Tapi sebelumnya, ayolah kita sarapan dahu untuk menjinakkan emosi
dan kita bisa bicara dengan ruh al fikri kalau tidak dengan euh al qudsi.”
( Geni Jora / 2009/ 247 )
Lalu
Elya meneruskan perbincangannya :
“ Kalian memang pasangan ideal,” ujar Elya,” sebab itu
harus menyatu. Kalian tak bisa terpisahkan. Percaya deh padaku, masing- masing
dari kalian akan merana seumur- umur jika mencoba meninggalkan yang lain.”
“ Kau dengar, Yang? Jika
kahin dan ahli nujum telah bersabda, kita berani membantah?” tanya
Zakky.
( Geni Jora / 2009/ 248 )
- Tahap Penyelesaian
Penyelesaian
konflik yang terjadi diantara mereka setelah Zakky berkomitmen dengan Kejora
bahwa dia tidak akan pernah poligami dan juga akan selalu mencintai Kejora. Kutipan dapat dilihat
sebagai berikut :
“ Aku tidak
akan poligami. Ini janjiku. Jika aku mengingkarinya, kau boleh melakukan hal yang
sama. Dan itu adalah hukuman paling menyakitkan untukku. Aku tidak siap. Dan
tidak akan pernah siap menyaksikan kau dengan yang lain, Jora. Aku ingin kau
hanya untukku. Selamnya!”
(
Geni Jora / 2009/ 261 )
Setelah berhari- hati Jora mengalami kebimbangan dan
amarah, kini ia merasakan kebahagian. Karena Zakky telah mengikrarnya janji
yang paling monumental dan paling sakral. Sebuah janji untuk setia dan tidak
akan pernah poligami. Sebagai seorang istri, mitra hidup yang memiliki posisi
sejajar dengan kaum laki.
3. Setting adalah latar atau tempat terjadinya peristiwa baik yang berupa fisik, unsur
tempat, waktu dan ruang ataupun peristiwa cerita (Sugiarti, 2002: 55).
Latar
dibagi menjadi empat bagian, antara lain:
4. Penokohan
1. Latar
Tempat
Latar tempat adalah menyaran pada
lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur
yang dipergunakan mengkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial
tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas.
2. Latar
Waktu
Latar waktu adalah latar waktu yang
berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya
dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan
dengan peristiwa sejarah.
3. Latar
Suasana
Latar suasana adalah latar yang
menggambarkan suasana batin maupun lingkungan yang terjadi dalam cerita. Latar
suasana dapat berupa suasana sedih, gembira, kacau, bingung, dan lain
sebagainya.
4. Latar
Sosial
Latar sosial menyaran pada hal-hal
yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat
yang diceritakan dalam karya fiksi mencakup masalah dalam lingkup yang cukup
kompleks. Latar sosial dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi,
keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap dan lain-lain. Di samping itu, latar sosial juga berhubungan
dengan status sosial tokoh yang bersangkutan.
Setting pada Novel Geni Jora
- Latar Tempat
Secara keseluruhan, tempat yang
melatari cerita dalam novel Geni Jora mengambil lokasi yang berasal dan
ditempatkan di Timur Tengah, ada juga yang ada di Indonesia. Berikut ini adalah
kutipan yang menjelasakan tempat :
Maroko
Setelah
Damaskus, inilah perjalanan kedua yang menggetarkan jaringan sarafku. Marok.
Sebuah tempat penuh kontras dan keindahan yang menakjubkan. Negara modern
dengan jiwa yang bersahaja. Lebih dari separuh buminya adalah sahara, taman
Allah sebagaimana legenda arab yang terjaga.
( Geni Jora / 2009/ 11 )
Tangier
Inilah Tangier.
Kota tua yang dibangun di atas daerah berbukit- bukit terletak di pilar- pilar
Hercules, delapan mil dari pesisir Spanyol. Di zama dahulu, pilar- pilar
Gibraltar atau Jabal Thareq dan Jabal Musa yang dikenal sebagai Gates of Hell.
Gerbang neraka. Ulysses berlayar dengan perahu hitam melewati puncaknya untuk
mempelajari nasibnya. Bagi homer, pilar- pilar itu menandakan ujung dari dunia
nyata.
(
Geni Jora / 2009/ 12 )
Medina
Kami telah
meninggalkan Medina dan hampir mencapai Ville Nouvelle yang juga disebut New
Town. Sebuah kota yang bernuansa Prancis Modern, yang memiliki jalan- jalan
lebar yang terbentang dengan pola bagaimana bintang- bintang berserakan.
( Geni Jora / 2009/ 14 )
Cassablanca
“ Tata tertib?” Zakky tergelak, hampir
tersendak. Ia kempali pada ingatannya dua tahun yang lalu, saat mengisi kajian
agama di Masjid Hassan II, bangunan spektakuler yang berada di Cassablanca.
Bersama seorang teman yang bernama Mokhtar.
( Geni Jora / 2009/ 16 )
Pesantren (Jawa Timur)
Ranjangku ada
dibawahnya. Di pesantren kamu, setiap kamar dihuni enam atau delapan santri.
Kami memakai ranjang tingkat untuk tidur dan lemari tingkat juga untuk
menyimpan pakaian dan buku- buku. Satu kamar biasanya memuat tiga ranjang
tingkat dan tiga lemari dua pintu.
( Geni Jora /2009/ 58 )
Surabaya - Damaskus
Perjalanan
Surabaya – Damaskus adalah perjalanan menuju neraka Venu. Negeri jauh yang tak
pernah disentuh mimp. Pandangan amta serasa angin menerkam.
(
Geni Jora / 2009/ 216 )
Malioboro (Yogyakarta)
Acara
konferensi di mana Zakky sebagai presentator, masih sehari lagi. Masih ada
banyak waktu untuk shopping di kota para seniman dan perajin ini. suvenir
membamjir menghuni toko- tokoh yang berjejer. Sepanjang emperan Maliobor,o,
anda akan menemukan segala keindahan barang- barang kerajinan dengan harga yang
relatif murah. Berbekal kepandaian menawar, anda bisa memborong berbagai bentuk
tas kulit, topi, sepatu, gelang gading, baju batik, segala macam aksesoris,
mainan anak, alat kesehatan, rupa- rupa cincin, dan batu akik.
( Geni Jora /2009/ 254 )
Penulis
makalah hanya mengambil beberapa
tempat sebagai contoh dalam latar
tempat di dalam novel Geni Jora. Di
dalam Nove Geni Jora banyak tempat yang
ada dalam cerita. Novel ini melatari Pesantren di jawa, budaya Timur Tengah dan
Maghribi.
- Latar Waktu
Latar Waktu dalam novel Geni Jora tidak
begitu dijelaskan secara rinci mengambil setting pada tahun berapa. Tetapi ada
juga sebagain yang dijelaskan tapi tidak semua. Banyak latar waktu yang
disebutkan hanya berkisar pada saat
pagi, siang, sore dan malam. Contoh kutipan yang memuat latar waktu sebagai
berikut:
Pagi
Pada
suatu pagi, Nadia mewajibkan diri untuk ikut bersama mendengarkan presentasi
makalah yang menghebohkan di seputar masjid besar, Jama’al Sunnah di Rabat. Ia
mendatangi tempat itu dengan ketertarikan yang luar biasa pada ceramahnya,
seorang Guru besar Universitas Muhammad V, dengan tema ynag menggerakkan dan
membikin gelisah para penguasa laki- laki di seantero bumi. Perempuan dan
kekhalifahan. Tak ada lain. fatima mernissilah sang presentator.
( Geni Jora / 2009/ 27 )
“ Ta- ib. Pagi
yang cerah, bukan ? bagaimana kue tajinnya, suka ?
“ Inilah kue
yang sangat lezat. Peramunnya pastilah memiliki cita rasa tinggi. Seorang
perempuan ...?” kelakar Ayeda.
( Geni Jora / 2009/ 39 )
Siang
Penuh sayang. Dengan tatap mata menidurkan, siang yang
agak mendung di akhir November, Zakky mengikrarkan janjinya paling monumintal.
Palng sakral. Sebuah janji untuk setia dan tidak akan pologami, menjadikkanku
sebagai satu- satunya pilihan untuk hari kedepannya. Menghambur dalam
pelukannya. Tetapi, entah kapan kami boleh melakukannya. Ku kira masih lama.
Kegembiraan ini memerlukan ekspresi sendri.
(
Geni Jora / 2009/ 260 )
Sore
Sore harinya di
kamar, kudengar Namnya mengadu pada kakaknya perihal komentar Ustaz Omar. Sonya
pun menanggapi begini.
“ Omar si Jubah
Hitam menyamakan inta dengan Badui ? anggak terbalik nih? Rumah tipe 46, mobil
Volvo ringsokan. Ah...! sudahlah ! nanti kita amplopi haremnya yang tebel, biar
lulus ujian inta.
( Geni Jora / 2009/ 56 )
Sore itu,
senja hampir turun , tetapi pandanganku
masih terlalu jelas untuk mengintip tangan Paman Hasan yang memegang pundak
Lola., dan secepat kilat Lola menepisnya. Kulihat Paman mengucapkan sesuatu dan
Lola menggeleng. Paman bangkit berdiri di belkang Lola, tetapi tangannya
menjulur ke payudarahnya. Lola tersentak, tetapi Paman Khalil di sampingnya
malah terbahak- bahak.
(
Geni Jora / 2009 / 90 )
Malam
Malam kian
larut. Terdengar dua pukulan dibunyikan dari arah asrama. Bapak peronda dalam
tengah memukul tiang listrik di pinggir jalan raya., di luar sana. Kami duduk
di atas “ meja kuliah “( sebuah kursi yang bergandengan sekaligus dengan
mejanya, bisa di buka tutup ) menghadap lapangan olah raga.
( Geni Jora / 2009/ 71 )
“ Bangun dalam
sepertiga malam, itu sangat bagus, tetapi bukan untuk sensas. Bangun malam
adalah qiya- mullail, tahajud ! bukan keluyuran membikin berita heboh,
mengganggu para tetangg, emngganggu saudara saudaranya yang telah nyenyak
tidur. Itu namanya merusak malam. Sekaligus nama baik Ayah, Paham ?”
(
Geni Jora / 2009 / 96 )
- Latar Suasana
Ada beberapa latar suasana yang
terdapat pada novel Geni Jora, diantaranya adalah suasan panik, marah, sedih dan bahagia. Berikut inilah
kutipan suasana marah dalam novel Geni Jora :
Panik
Kami berdua
terpaku seperti orang terkena hipnotis.
“ Apa yang
sedang kau pikirkan, Elya ?”
“ sama dengan
pikiranmu.”
“ Apa ? apa,
Elya ? perasaanku tidak enak. Serba salah dan ingin berteriak. Ada sesuatu yang
menekan.
“ Jangan panik,
Jora. ini hanya fitnah. Fitnah !” Elya menggenggam erat tanganku,” akan kita
atasi bersama.”
“ kau tahu
bencana fitnah lebih kejam dari pembunuhan?”
( Geni Jora / 2009/ 117 )
Dalam dialog di atas antara Elya dengan
Kejora mereka mengalami kepanikan, karena terjadi konflik antara mereka dengan
Sonya. Dalam novel ini juga ada suasana yang sedih, berikut ini kutipan dapat
dilihat :
Kupikir, ibuku tertekan menjadi
istri kedua. Itu bisa kubaca dari ekpresi wajahnya yang senantiasa masam saat
melihat ibu Fatmah pulang dari luar kota bersama Ayah. Sekalipun banyak hadiah
untuknya, tak dapat menghapus kesediahn yang memancar dari perasaan jiwanya
yang tertekan.
( Geni Jora / 2009/ 102 )
Suasana sedih dirasakan oleh Ibu Kejora yang
merasa tertekan menjadi istri kedua, walaupun mereka dari kelurga yang kaya
tapi mereka kurang bahagia. Dalam konflik batin yang dirasakan oleh Ibunya,
digambarkan bahwa suasana pada saat itu terasa kesedihan yang mendalam yang
selama ini disimpan oleh Ibunya. Dalam novel Geni Jora ini juga ada suasana
marah, yaitu waktu Kejora ditemukan sedang berduaan dengan Asaav. Berikut
adalah kutipannya:
“ Kau telah membakarku
habis, Jora. tanpa sesuatupun kulakukan. Kau telah membakarku habis,” antara
pilu, marahyang teredam, ia berisak.
“ Tidak!”
kataku.” Jika kau merasa terbakar, itu tak lebih karena ulahmu sendiri, Zakky.
Jika kau menyebutku pengkhianat, kau adalah guruku. Dan jika aku penjahat, kau
pula tentorku. Jadi akulah cerminmu. Pandang aku ! kau akan melihat dirimu.”
(
Geni Jora / 2009/ 240 )
Dan juga terdapat susana Bahagia yang yang dirasakan oleh Kejora pada
saat Zakky mengikralkan janji bahwa ia tidak akan poligami dan selalu
menghargai perempuan. Berikut adalah kutipannya:
“ Aku tidak akan poligami. Ini janjiku. Jika aku
mengingkarinya, kau boleh melakukan hal yang sama. Dan itu adalah hukuman
paling menyakitkan untukku. Aku tidak siap. Dan tidak akan pernah siap
menyaksikan kau dengan yang lain, Jora. Aku ingin kau hanya untukku. Selamnya!”
Penuh sayang. Dengan tatap mata menidurkan, siang yang
agak mendung di akhir November, Zakky mengikrarkan janjinya paling monumintal.
Palng sakral. Sebuah janji untuk setia dan tidak akan pologami, menjadikkanku
sebagai satu- satunya pilihan untuk hari kedepannya. Menghambur dalam
pelukannya. Tetapi, entah kapan kami boleh melakukannya. Ku kira masih lama.
Kegembiraan ini memerlukan ekspresi sendri.
(
Geni Jora / 2009/ 260 )
- Latar Sosial
Latar sosial yang ada dalam novel Geni
Jora ini mencerminkan perilaku hidup yang menjunjung tinngi nilai sosial.
Karena dalam kehidupan masih banyak masalahh seperti pendidikan yang amat
diskriminatif bagi perempuan, poligami, lesbianisme, dominasi laki- laki
melakukan kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT ) serta seksualitas pada perempuan.
Dengan adanya novel ini perempuan harus tahu bahwa tidak hanya laki- laki
berada di baris depan, kaum perempuan juga bisa melakukan apa yang dilakukan
oleh kaum laki- laki.
Peristiwa dalam karya fiksi seperti
halnya peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, selalu diemban oleh tokoh atau
pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang
mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin
suatu cerita disebut dengan tokoh.
Sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut
dengan penokohan (Aminudin, 2010: 79).
- Penokohan Berdasarkan Pentingnya Keterlibatan dalam Cerita
a. Tokoh
utama (main character), yaitu tokoh
yang diutamakan penceritaannya atau tokoh yang berperan penting dalam cerita.
b. Tokoh
tambahan (peripheral character),
yaitu tokoh yang tidak memiliki peranan penting dalam cerita yang fungsinya
melayani, melengkapi, mendukung tokoh utama dalam menjalankan tugasnya. Penceritaan mengenai dirinya relatif pendek
dan tidak mendominasi.
- Penokohan Dilihat dari Fungsi Penampilan
Tokoh
a. Tokoh
protagonis, yaitu tokoh yang dikagumi oleh pembaca karena menampilkan sesuatu
yang sesuai dengan pandangan pembaca.
Tokoh protagonis memberikan empati, simpati, dan melibatkan diri secara
emosional dengan pembaca.
b. Tokoh
antagonis, yaitu tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik. Tokoh antagonis sering kali tidak disenangi oleh pembaca karena tidak
sesuai dengan apa yang diidamkan pembaca.
- Penokohan Berdasarkan Perwatakannya
a. Tokoh
sederhana (simple/flat), yaitu tokoh
yang hanya memiliki satu kualitas pribadi.
b. Tokoh
bulat (complex), yaitu tokoh yang memiliki karakter yang kompleks, antara
nafsu, kebutuhan dan kewajiban serta
konflik lainnya sehingga memiliki banyak konflik.
- Penokohan Berdasarkan Perkembangan Watak
a. Tokoh
statis, yaitu tokoh yang tidak berkembang.
Tokoh statis hanya memiliki satu watak tanpa mengalami perubahan. Apabila pengarang menggambarkannya sebagai
seorang tokoh putih, maka sampai akhir cerita ia masi tetap menjadi tokoh
putih.
b. Tokoh
berkembang, yaitu tokoh yang mengalami perkembangan. Tokoh berkembang mengalami perubahan
watak. Apabila ia diciptakan oleh
pengarang sebagai tokoh putih, bisa saja di tengah atau akhir cerita ia berubah
menjadi tokoh hitam atau sebaliknya.
- Penokohan Berdasarkan
Pencerminannya dengan Kehidupan Nyata
a. Tokoh
tipikal, yaitu tokoh yang dipandang sebagai reaksi, tanggapan, penerimaan, atau
tafsiran pengarang terhadap tokoh manusia di dunia nyata seperti profesi guru,
pejuang dan lain sebagainya.
b. Tokoh
netral, yaitu tokoh yang bereksistensi demi cerita itu sendiri. Ia benar-benar merupakan tokoh imajiner yang
hanya hidup dan bereksistensi dalam dunia fiksi.
- Penokohan Berdasarkan Sifat Masing-masing
Tokoh
Di dalam sebuah karya sastra
khususnya prosa, tokoh-tokoh dalam cerita memiliki sifat-sifat yang
berbeda-beda untuk menjadi variasi.
Misalnya saja ada tokoh yang disebut memiliki sifat penyayang, pemarah,
pendiam, pemalu dan sebagainya maka
dalam hal ini dapat dibuktikan dengan tindakan tokoh, penilaian tokoh lain atau
pun dari percakapan antar tokoh.
Pendeskripsian mengenai sifat tokoh ini dapat dianalisis berdasarkan
masing-masing tokoh.
Penokohan pada Novel Geni Jora
- Penokohan Berdasarkan Pentingnya Keterlibatan dalam Cerita
Tokoh
utama dalam novel Geni Jora adalah Kejora. Dikatakan tokoh utama dalam novel
karena tokoh ini menjadi sentral cerita dan diutamakan penceritaan tentang
dirinya. Jora sebagai tokoh yang memilik banyak porsi penceritaan tentang
dirinya yang tidak lain menjadi sudut pandang pengarang. Jora diceritakan
sebagai seorang perempuan yang menuntut perilaku-perilaku tidak adil terhadap
kaum perempuan. Tokoh Kejora juga selalu ada dalam penceritaan mulai dari bab
pertama hingga bab akhir.
Pemeran
tambahan dalam novel dari Geni Jora adalah Zakyy, Elya, dan Lola. Porsi
penceritaan mengenai tokoh Zakky cukup
banyak karena dalam novel ini Zakky adalah kekasih Kejora. Sedangkan
penceritaan tokoh Elya dan Lola tidak begitu banyak. Meskipun ada pula bagian
novel ini yang khusus menceritakan tentang mereka. Namun penceritaanya relatif
pendek dan tidak mendominasi cerita layaknya tokoh utama.
Tokoh Zakky dalam novel ini yang diceritakan menjadi
kekasih Kejora bisa juga dikatakan tokoh utama, karena Zakky memiliki porsi
penceritaan yang banyak dalam novel Geni Jora ini.
- Penokohan dilihat dari Fungsi Penampilan Tokoh
Dilihat
dari fungsi penampilan tokoh, penokohan terdiri atas tokoh protagonis dan
antagonis. Dalam novel Geni Jora yang menduduki posisi tokoh protagonis adalah Kejora, Elya, Lola, Asaav dan Zakky
sendiri. karena mereka ini memenuhi kriteria sebagai tokoh protagonis seperti
memberikan simpatik, empati pada pembaca dan melibatkan secara emosional.
Tokoh- tokoh inipun dapat dikatakan memiliki sifat yang dikagumi dan
menampilkan hal- hal yang sesuai dengan pandangan pembaca.
Adapun tokoh yang menduduki posisi sebagai tokoh
antagonis yaitu Nenek dari Kejora sendiri, Sonya teman Kejora dan juga 2 paman
yang bernama Hasan dan Khalil yang menjadi asisten Ayahnya. Mereka adalah
tokoh- tokoh antagonis yang menimbulkan masalah dalam novel Geni Jora ini.
- Penokohan Berdasarkan Perwatakannya
Berdasarkan
perwatakannya, penokohan terbagi atas tokoh sederhana dan tokoh bulat. Tokoh
sederhana dalam novel Geni Jora adalah Elya, Lola, dan Asaav. Alasannya adalah
tokoh Elya berperan sebagai sahabat tetapi Elya memiliki karakter keibuan.
Sedangkan Lola ia selalu menjaga adiknya yaitu Kejora sendiri. sedangkan Asaav
orang yang bijaksana walaupun dia juga seorang patriarkat.
Sedangkan tokoh bulat dari novel Geni Jora adalah Kejora.
Tokoh kejora disebut sebagai tokoh bulat karena ia memiliki karakter yang
kompleks sehingga banyak ( lebih dari satu masalah ).
- Tokoh penokohan Berdasarkan Perkembangan Watak
Berdasarkan perkembangan watak, penokohan dibagi menjadi
tokoh statis dan dinami. Tokoh statis dalam Novel Geni Jora adalah Nenek dia
tidak mengalami perubahan. Karena kehidupan tokoh Nenek sudah dihargai harga
mati yaitu selalu mengalah. Tokoh dinamis adalah Kejora, Zakky, Elya, Lola.
Mereka mengalami perkembangan watak. Misalnya, tokoh Zakky yang dulu seorang
petualang cinta tetapi sejak bertemu dengan Kejora ia mengalami perubahan lebih
serius dan akan menghargai perempuan.
- Penokohan Berdasarkan Penceriminan Kehidupan Nyata
Ada tokoh tipikal dan tokoh netral dalam penokohan
berdasarkan pencerimanannya dengan kehidupan nyata. Namun dalam novel Geni Jora
hanya ada tokoh tipikal saja. Karena tokoh- tokohnya dipandang sebagai reaksi,
tanggapan dari penerimaan atau taksiran pengarang terhadap tokoh manusia di
dunia nyata. Misalnya: Ibu kandung Kejora yang menjadi istri kedua karena
Ayahnya Poligami. Poligami memang rill ada di dunia nyata dan menjadi trendy di
jaman sekarang. Begitu pula dengan tokoh lainnya.
- Penokohan Berdasarkan Sifat dan Karakter masing- masing Tokoh
·
Kejora
Kejora
merupakan tokoh utama yang memiliki karakter cantik, cerdas, dan memiliki
cita-cita yang tinggi yakni, mendobrak dominasi laki-laki. Kejora hidup
dikeluarga yang menjunjung nilai-nilai islam. Perempuan dengan nada sinis gaya
bahasa yang terkadang hiperbola. Kejora digambarkan sebagai perempuan yang
menuntut perilaku yang tidak adil terhadap kaum perempuan. Kejora merupakan sosok perempuan
muslim yang mendekati titik-titik kesempurnaan hidup. Berpijak pada malancing antara tuntutan manusiawi
dan tuntutan religiusitas.Berikut adalah kutipannya:
“Jika misalnya Zakky poligami, apa reaksi Kak Jora,” tanya Najwa .
“Aku akan poliandri, pakai cara-cara yang legal. ”
“Seperti apa?”
“Pertama aku akan mengkhulu’nya. Lalu menikah lagi dengan bintang film yang gantengnya melebihi Zakky. Poliandri atau tidak, yang penting rasa adilnya. Sama-sama dua.”
“Aku akan poliandri, pakai cara-cara yang legal. ”
“Seperti apa?”
“Pertama aku akan mengkhulu’nya. Lalu menikah lagi dengan bintang film yang gantengnya melebihi Zakky. Poliandri atau tidak, yang penting rasa adilnya. Sama-sama dua.”
( Geni Jora / 2009/ 192 )
Tak ada. Hanya kecewa. Maka, jika ditonjok hidungmu,
ganti tonjok hidungnya. Jika dia
meninjumu, tinju dia dengan kekuatan yang sama. Sebagaimana Zakky mengiris
hatiku, kuiris pula hatinya hingga luka berdara- darah oleh cemburu. Baru tahu
rasa dia. Saat kuasa melihat wajah saingannya, semuga taubat nasuha.
( Geni Jora / 2009/ 269 )
·
Zakky
Zakky adalah putra midirul ma’had, mahasiswa S2
di Taqiyeh el Sulaimanteh dengan segudang aktivitas intelektual yang juga
memiliki reputasu prestisius dalam mengoleksi perempuan cantik. Ia suka
berpatualang dalam bercinta, pemarah dan suka meminum- minuman yang haram,
tetapi sejak bertemu dengan Kejora ia berubah lebih baik lagi dan akan setia
pada Kejora. Berikut adalah kutipannya.
“ Aku tidak akan poligami. Ini janjiku. Jika aku
mengingkarinya, kau boleh melakukan hal yang sama. Dan itu adalah hukuman
paling menyakitkan untukku. Aku tidak siap. Dan tidak akan pernah siap
menyaksikan kau dengan yang lain, Jora. Aku ingin kau hanya untukku. Selamnya!”
(
Geni Jora/ 2009/ 261 )
Dalam kutipan di atas Zakky sudah menyadari bahwa ia tidak bisa kehilangan
Kejora. Dan tidak akan melakukan Poliandri terhadap Kejora.
·
Elya
Kejora memiliki sahabat yang bernama Elya,
kepada Elya, semua keluh kesah ditumpahkan. Sebaliknya, Elya sama
sekali tidak pernah mengeluh. Elya dalah seorang perempuan yang memiliki ketegaran dan sikap mandiri.
Barangkali usianya yang lebih tua dibandingkan Kejora sendiri, menjadikan Elya begitu
dewasa. Seperti seorang kakak yang penuh
perhatian, Elya senantiasa mendorong Jora dengan luapan kasih sayang, Kadang jora merasa Elya lebih memperhatikannya daripada dirinya sendiri. dapat
dilihat kutipan berikut ini:
“ Apapun komentarmu, Jora. Akulah
sahabat terbaikmu,” katanya.” Antara kau dan akau, tak ada rahasia. Aku
mengagumi kecerdasan otakmu, aktivitas intelektual dan keperibadianmu. Dalam
ruang dan waktu, akulah pendukungmu. Dan aku selalu berpihak padamu. Sebab itu,
katakan padaku, apa alasan kebencianmu,” lanjutnya.
( Geni Jora / 2009/ 68 )
·
Lola
Lola adalah kakak dari Kejora sering dipanggail Bianglala. Lola sesosok
Kakak yang baik dan penuh perhatian terhadap adik- adiknya. Dia juga seorang
wanita yang anggun dan memiliki kecantikan yang wibawa. Apalagi ke akrabannya
bersama Kejora, ia yang selalu membimbing dan mengawasi tingkah laku adiknya
yaitu Kejora. Berikut adalah kuitipannya:
“ Ssst! Apa yang katakan Lola?” Aku
berbisik di telinga Lola dengan tekanan suara mengancam,
“ Tak ada
salahnya, kam? Dia calon suamimu. Dan aku ini kakakmu. Aku memberi pegangan
untu perjalanan kalian kedepan. Tidak salah, kan?”
“ Kamu sok tahu
!”
“ Sebab. Aku
memang paling tahu. Akulah yang membimbingmu dan mengawasimu sejak kecil,
mbandel? Aku yang menguruskan masalah- masalhmu. Aku yang paling peduli saat
tak ada satu pihak pun yang mau memahami!”
( Geni Jora / 2009/ 265 )
·
Asaav
Asaav adalah sahabat dari Zakky, dia digambarkan orang yang bijaksana,
pintar dan juga tampan. Dia juga tidak seperti Zakky yang lebih menghargai
perempuan dan penyayang. Berikut adalah kitupannya:
“ Aku bawa surprise untukmu, “ tiba-
tida Asaav tangan nya mengibar ke atas.
“ Apa?”
“ ini. Buka
saja,”
Bungkusan
cantik dengan kertas jingga kado warna jingga, apa isisnya? Aku menerka. Benda
padat. Seperti buku. Mungkin kamus bahasa ibrani. Aku geli. Siapa tahu Asaav bermaksud
meretas jarak dengan bahasa. mungkin pula nuku sejrah bangsa yahudi, kisah
pengusiran mereka oleh Nebukadnezar. Penghancuran al Quds dan Haikal Sulaiman
serta pembantaian kebih kurang 40 ribu bangsa yahudi sekita 586 SM.
“ Foto kita?
Romantis sekali, ini dimana?”
“ Kau tahu apa
yang ingin diabadikan foto ini?”
“ Apa?” aku
penasaran
“ Betapa
rakusnya Kejora.”
“ Apa kurang
besar rotinya?”
Huhhhaaaa.....
(
Geni Jora / 2009/ 234 )
·
Nenek
Nenek dalam novel Geni Jora ini adalah seorang tokoh yang memberikan awal
sumber kejadian yang menggoreskan luka terhadap
Kejora. Yang menjadi muara segala kebencian dan ketidakadilan.Tokoh
nenek di novel ini berkarakter menjadi orang yang selalu mengalah terhadap kaum
laki- laki dan mengatakan bahwa kaum perempuan berada digaris kedua. Berikut
adalah kuitipan kejahatan Nenek yang menceritakan mitos- mitos bahwa laki- laki
selalu yang pertama:
Bahwa perempuan harus mengalah, dunia ini akan jungkir
balik berantakan seperti pecahan kaca. Sebab, tidak ada laki- laki yang mau
mengalah. Laki- laki selalu ingin menang dan menguasai kemenangan. Oleh karena
itu, perempuan harus siap mengalah ( pakai awalan “me” ).
“ Jadi , selama ini nenek emngalah?”
“ itulah yang harus nenek lakuakan, cucu.”
“ pantas Nenek tidak pernah diperhitungkan. Nenek tahu
apa sebabnya ?”
“ apa, apa sebabnya, cucu?”
“ Sebab, Nenek telah mematok hrga mati , dan harga mati
Nenek adalah kekalahan. Siapakah yang mau memperhitungkan pihak yang kala?”
( Geni Jora / 2009/ 81 )
Kutipan tersebut memperlihatkan karakter nenek bahwa dia selalu mengalah
terhadap kaum laki- laki. Adapun kutipan sebagi berikut:
“ Ini, kan
rapormu sekolahan, Cucu. Berapapun nilai prihara disekolahan, sebagai laki-
laki, ia tetap rangking pertama di dunia kenyataan. Sebaliknya, kau. Berapapun
rangkingmu, kau adalah perempuan dan akan tetap sebagai perempuan.
( Geni Jora/ 2009/ 82 )
·
Sonya
Sonya digambarkan sebagai tokoh yang jahat dia juga sombong dan blaguk. Ia
selalu mengutamakan uang untuk segala- galanya dan bisa membeli harga diri
orang dengan uang. Dia suka membuat onar dan selalu mencari masalah dengan
orang lain. apalagi dengan tokoh utama yaitu Kejora ia selalu mencari masalah
dengannya. Berikut tedapat kutipannya:
“ Hanya kau yang bisa menolong Namnya! Lakukanlah
sesuatu1”
“ Nada bicaramu seperti majikan terhadap budaknya. Kau
pikir, siapa aku siapa dirimu,” aku menjawab ketus.
“ Waduh! Baru jadi
‘ bintang kelas’ sudah sombong. Tak terbayangkan jika ‘ bintang
pelajar’. Mendingan Zahra Bajned yang dijagokan, tidak sombong dan ringan tangan,”
“ Memangnya menjadi ‘ bintang pelajar ‘ pakai jago-
jagoan? Kayak pertandingan tinju saja,” aku kian sakartis.
“ Kalau kau pakai amplok,” sahut Sonya tak acuh dan
getir.
“ Sudah kuduga,” kataku,” agaknya kejahatan dan kebaikan
itu sama saja di matamu, manis dan pahit juga sama saja di lidahmu., sebab itu
enak saja mulutmu bicara.”
“ Kulihat kian hari kian menyebalkan saja makhluk satu
ini!” ejeknya.
“ Dan kian hari kian jahiliah saja manusia satu ini,” aku
ganti mengejeknya.
( Geni Jora / 2009/ 57 )
·
Paman Hasan dan
Paman Khalil
Mereka adalah asisten Ayah
Kejora dan Lola, mereka adalah kepercayaannya. Tetapi perbuatan mereka sangat
tidak terpuji. Mereka digambarkan sebagai pembawa konflik kedalam tokoh Lola.
Mereka melakukan pelecehan bahkan hampir memperkosa Lola. Berikut adalah
kutipannya:
“
Peristiwa yang mana maksudmu, kak?”
“ Kalu
tidak ada Wak Tiwar sore itu, pasti ia telah memperkosaku.”
Aku
tersentak
“ ia
juga hendak memperkosamu? Di mana kak?”
“ Di
samping kolam ikan. Saat aku baru saja keluar dan naik dari berenang. Ia
mendekapku dari belakang. Tiba- tiba Wak Tiwar berdehem- dehem sambil membawa
cangkul di bawah pohon pisang emas.”
( Geni Jora / 2009/ 112 )
Mereka adala tokoh- tokoh protagonis dan antagonis yang
ada dalam novel Geni Jora. Ada juga tokoh- tokoh lainnya yang menyempurnakan
novel Geni Jora, yaitu Nadia, Ayah Kejora, Ibu kandungnya maupun tokoh ibu
tirinya dan juga laki- laki yang menjadi tetangganya yaitu Alex Baldwin. Mereka
adalah tokoh- tokoh yang menjadi hiburan dalam novel tersebut. Penulis tidak
menulis karakter mereka karena mengalami kesulitan dalam menentukan karakter
mereka.
Komentar