Perjalanan Menjadi Seorang Pengajar
Part 1
Menganggur selama 6 bulan, setelah keluar dari perusahaan yang bergerak dibidang umroh dan haji.
Pekerjaan sebelumnya musim-musiman, saat sepi tidak ada kerjaan hari-hari dilalui hanya dengan gabut hehe...tapi, kalo lagi sibuk, sangat-sangat hectic sampai makan pun susah. Lembur adalah alasan yang dicari-cari untuk seorang yang bekerja sebagai karyawan, karna lumayan untuk tambahan beli ini itu "belum kepikiran nikah waktu itu", benda-benda yang kuinginkan sudah berhasil kubeli dari gaji bekerja di perusaan itu.
Namun, sekarang lain ceritanya. Setelah beberapa ujian hidup di pekerjaan sebelumnya dan menuruti panggilan hati untuk kembali lagi ke jalan yang lurus, yaitu menjadi seorang pengajar (guru) lagi. Sebenarnya perjalanan mencari pekerjaan tak selama itu. Dua/tiga bulan mencari aku sudah dapat pekerjaan di salah satu sekolah swasta di Tangerang. Sekolah yang tidak ada bagus-bagusnya kalau dilihat dari sisi manapun. Dilihat dari segi perekrutan pengajar asal terima pegawai meski tidak sesuai dengan bidangnya atau backgroundnya, pengajar yang terus bergonta ganti dalam satu semester, pengajar yang tidak menerima hak mereka tepat pada waktunya (nunggak sampai berbulan-bulan), bangunan yang ala kadarnya, jajanan yang tidak sehat, kepala sekolah yang memiliki mulut seperti kebun binatang, semena-mena menghardik siswa/siswi yang telat bayaran sekolah, siswa/siswi dari lapisan bawah yang bersekolah di sekolah yang tidak semestinya menjadikan mereka lebih memprihatinkan. Tak kuasa menyaksikan masih ada pendidikan yang sangat bobrok di tengah kota Tangerang. Ingin bertindak tapi aku tak punya kekuasaan, seandainya pejabat-pejabat tau bahwa "ada sekolah semacam itu"! Umurku di sekolah itu hanya dua minggu. Kuikhlaskan gajiku selama dua minggu itu tak dibayarkan, karna aku tau aku tidak tahan berlama-lama menyaksikan dan mendengarkan keluh kesah murid-murid disana tentang sekolah dan kepala sekolah tersebut. Sebut saja sekolah yang tadi saya ceritakan "Yayasan Punya Keluarga".
Aku kembali menarikan jemariku di atas laptop yang setia menemaniku sejak di bangku kuliah, membuka berbagai
website penyedia lowongan pekerjaan.
Mencari sekolah-sekolah ternama adalah tujuanku. Aku bersedia menganggur lama sampai aku mendapatkan apa yang aku inginkan. Aku ingin memancing di laut agar dapat ikan kakap (istilahnya hehe..) Mungkin hampir 10 lebih lamaran berbentuk cetak maupun online sudah kusebar di Jabodetabek. Hanya 2 yang berhasil menangkap umpanku. Sekolah pertama yang kudatangi untuk proses interview dan microteaching ada di daerah Jaksel, sekolah bilingual besar. Tapi kali pertama aku gagal dalam proses interview. Kuceritakan sedikit kebodohanku kenapa aku ditolak:
Aku ditanya "RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ini buat sendiri atau copas? dan aku menjawab copas hahaha" karna terlalu polos, jujur aku belum berpengalaman tentang trik-trik interview seperti ini.
Itulah alasan mutlak yang paling aku sadari kenapa aku ditolak. :D
Oke move on! Aku tidak putus asa sampai disitu, aku tetap bersemangat mencari sekolah lainnya, tetap bersemangat menunggu ada yang menangkap umpanku sambil tetap mengajar bimbel di salah satu lembaga ternama yang sudah memiliki cabang dimana-mana. Kucoba menaruh lamaran di salah satu SMPN Depok rujukan seorang sahabat, sambil menunggu proses di sebuah sekolah swasta besar daerah Tangerang Selatan yang juga kulamar (katanya tunggu dua minggu, kalau dalam waktu dua minggu tidak ada kabar berarti good bye...), tesnya banyak sekali interview, microteaching, tes tulis dan berbagai tes lainnya, sampai membuat otakku ngebul! SMPN Depok, ya! Karena sekolah di Depok itu sedang sangat membutuhkan guru untuk tahun ajaran baru, dengan mudahnya aku diterima di sekolah itu, sudah nego gaji, tinggal menunggu jadwal mengajar dibagikan. Keesokan harinya aku dipanggil di sekolah swasta yang sedang aku tunggu-tunggu, seperti aku menunggu dilamar kamu #eeaa haha..
Setelah dua minggu menunggu, aku ditanya apakah masih berminat mengajar disini? "KB" nama sekolahnya. Aku bimbang, kenapa hidup selalu ditempatkan pada pilihan-pilihan? Pilihan masuk sekolah mana! Pilihan masuk Perguruan Tinggi Negeri/Swasta mana? Pilihan teman atau pacar? Pilihan kamu atau dia? Pilihan menikah sekarang atau nanti? dan sekarang aku disuruh memilih SMPN atau sekolah swasta. Dengan berbagai pertimbangan dan kerealistisan. Aku memilih sekolah swasta tersebut dengan suka cita riang gembira hehe. Kurang lebih 1 bulan aku menunggu tahun ajaran baru dimulai dengan penuh persiapan, kusiapkan pakaian, sepatu, tas, dan yang lebih penting kusiapkan mental dan otak yang cerdik untuk menghadapi jenis murid dari kalangan Raja dan Ratu ini.
Bulan juni pun tiba, tahun ajaran baru 2016-2017 dimulai.
Welcome new job ^^
Kelas yang begitu keren, berbeda jauuuh sekali jika dibandingkan dengan tempat aku bersekolah dahulu kala. Satu kelas SMP terdiri dari 10-15 murid dan kelas SMA terdiri dari 20-25 murid. Murid laki-laki dan perempuan dipisah lantainya. Akhirnya pembagian kelas pun tiba, aku kebagian mengajar SMA kelas 11(A,B,C) dan SMP kelas 7 yang kebetulan kelas wanita semua.
"Wow SMA #@$^%^!!&*?!#"
To be continued...