Perjalanan Menjadi Seorang Pengajar
Part 2
Lima hari dalam seminggu kulalui 70% di sekolah, 20% di kos-kosan, dan 10% di jalan. Yup! Itulah hidup! Jangan harap hidup akan asik-asik terus, jangan harap hidup akan santai-santai terus, dan jangan harap hidup akan main-main terus. Seiring bertambahnya usia kita akan matang dengan sendirinya. Bayangkan manusia adalah buah pisang yang masih hijau. Sebelum dimakan ibu-ibu biasa mendiamkannya sampai matang, lalu dimakan. Bisa dimakan langsung ataupun diolah menjadi pisang goreng. Kalau saja ibu-ibu mendiamkan pisang itu dan lupa untuk memakan atau mengolahnya, bisa kalian bayangkan pisang itu akan menjadi seperti apa! Itulah diri kita. Kalau saja kita paham hidup tak boleh terus berdiam diri, belajarlah terus agar otak tidak lembek dan bisa dirasakan kelezatannya seteleh kita mengolahnya.
Itulah yang kulakukan. Belakangan ini otak tak berhenti untuk bekerja. Setiap hari memikirkan bahan ajar, tips and trick untuk mengajar, dan memikirkan tuntutan dari atasan yang segunung! Setelah masuk kedunia ini di dalam batinku seperti ada dua pejuang yang sedang mengadu pedang. Aku suka mengajar, tapi aku tidak suka dengan managementnya!
Mengenal anak Raja dan Ratu ini awalnya menyeramkan, tetapi setelah lama lebih mengenal mereka sangat menggemaskan. Terkadang mereka sangat manis seperti permen, terkadang juga mereka sangat menyebalkan seperti minum es teh yang salah memasukan garam bukan gula. Itulah sensasi mengajar...
Satu, dua bulan pertama aku berdiri di depan kelas dengan sangat gugup. Seandainya mereka tau bahwa butuh keberanian untuk berdiri di depan mereka. Menghadapi 25 kepala yang berbeda-beda itu tidak mudah. Mendapat sindiran bahwa aku tidak sebaik guru sebelumnya itu menyayat hati. Kalau saja kalian tau aku menjaga emosi di depan kalian, kutahan mulutku agar tidak seliar biasanya, saat aku bercanda bersama temanku, kutahan air mataku mengakui bahwa ini sulit! mengajar itu sulit! Aku yang biasanya manja kini dihadapkan dengan anak-anak manja yang menginginkan kesempurnaan. Mungkin nanti kalian akan mengetahui bahwa tak seorangpun sempurna di dunia ini. Dibalik aku yang buruk dimata kalian dua bulan ini, nanti kalian akan melihat sisi positif yang ada di diriku. Nanti kalian akan melihat perbedaanku dengan pengajar sebelumnya.
Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan kita bertemu setiap saat. Es yang keras perlahan mencair. Mencair dengan senyuman hangat, mencair dengan curhat-curhatan mereka, mencair dengan sendirinya...
Lesson plan setiap minggu dan menyiapkan bahan ajar setiap hari sudah menjadi sahabat. Tidak pernah bertengkar lagi. Yang tidak pernah bersahabat sampai sekarang adalah management yang menuntut terlalu banyak. BANYAK SEKALI! Membuat kerjaan mengajarku kurang fokus, karna aku harus mengerjakan ini-itu diluar megajar. Tak perlu kusebutkan, karna aku tidak suka mendengar namanya.
Apalah artinya keluh-kesah yang hanya sementara dan hanya sesaat kuucapkan, tetapi setiap saat aku bertemu kalian! Kalian yang kini menjadi murid sekaligus sahabat terbaikku. Kalian yang selama ini telah mempercayaiku sebagai teman curhat kalian. Kalian anak raja dan ratu yang ternyata manis dan sopan. Kalian anak raja dan ratu yang ternyata kuimpi-impikan bahwa anakku kelak harus seperti kalian. Kalian yang telah mengajariku kesabaran dan menuntutku untuk terus menimba ilmu.
Kelas 7 |
Kelas 11 A |
Kelas 11 B |
Kelas 11 C |
Club Journalistic |
Hidup tak melulu tentang kekasih
Sesekali tentang mereka yang telah memberi warna baru dalam hidupku :)
Sesekali tentang mereka yang telah memberi warna baru dalam hidupku :)
Komentar