Satu Kata "MENIKAH"



Menikah bukanlah perkara mudah, menyatukan dua manusia yang berbeda, sifat, watak, keluarga, budaya, dan kebiasaan. Tetapi, menikah adalah suatu kewajiban yang mau/tidak mau, siap/tidak siap harus dijalani.

Anak bungsu yang kini telah dewasa dan tetap dianggap belum dewasa oleh keluarganya meminta izin menikah kepada kedua orang tuanya dengan lelaki pilihannya. Mengikuti adat yang berlaku, sang lelaki berkunjung meminta izin kepada kedua orang tua wanita untuk melamarnya, kemudian meminangnya, kemudian dibawa bersamanya... Wanita harus siap kemana pun lelaki itu membawanya, karena ia sudah menjadi miliknya.

Aku ingin berbagi sedikit cerita kepada kalian yang membaca blog ini tentang pernikahan.

Aku memang tidak mendampingi kamu dari awal perjuanganmu, tetapi aku siap memulai hubungan denganmu seperti kertas kosong yang belum tercoret apapun. Anggaplah sebuah kertas kosong mulai tertulis "Minggu, 9 April 2017" di atas lembaran baru. Pertama-tama kutulis kalimat pembuka...

Aku menyukai parasmu terlebih dahulu sebelum aku lebih menyukai sifatmu yang sangat baik kepada semua orang tanpa pandang bulu "walau terkadang itu menjengkelkan bagiku", agamamu "kamu rajin solat", kerja kerasmu "kamu adalah tulang punggung keluargamu, aku sering mendengar kamu sering memberi kepada keluargamu bahkan kepada orang lain", kasih sayangmu kepada ibumu "ada yang mengatakan bila seorang laki-laki mencintai ibunya, maka sudah pasti ia akan mencintai istrinya seperti ia mencintai ibunya, walau terkadang itu membuat iri, dan yang terakhir aku mencintai pembawaanmu yang periang dan selalu menghiburku disetiap saat.

Aku bukan wanita yang hanya menunggumu di puncak, sebelum kita ke puncak aku sudah tau kamu bukan siapa-siapa, bukan seorang pejabat, ataupun orang kaya raya, tapi kamu kaya hati. Aku dan kamu sekarang masih di kaki gunung Everest kira-kira masih 8.000 m lagi menuju puncak. Aku siap menemanimu menempuh segala medan, seperti: sungai yang kuat dengan arusnya, laut yang kaya akan ombak besarnya, hutan yang banyak binatang buasnya, kerikil yang tajam dan menusuk-nusuk kulit, pasir yang licin membuat tergelincir, dan salju yang dinginnya menusuk kulit. 
"Aku telah menyiapkan segalanya jauuuuh sebelum kamu melamarku".

Wanita
Ya! Aku wanita juga seorang pejuang! 
Perjuangan menjadi istrimu tidaklah mudah!
Aku berjuang untuk bisa meyakinkan kamu untuk meminangku, meyakinkan bahwa aku wanita terbaik untukmu ("walaupun aku bukanlah orang baik"), meyakinkan bahwa manusia bisa berubah menjadi lebih baik. Perjuanganku tidaklah mudah! Banyak pihak yang menentang wanita sepertiku tidak pantas dengan laki-laki sebaik dirinya. Tapi aku berhasil meyakinkanmu saat itu, dan aku juga akan berhasil merubah segalanya menjadi lebih baik.

Wanita memang hanya perlu berjuang soal meyakinkan lelakinya dan itu tidak mudah! 
Karena banyak wanita yang lebih segala-galanya dariku. 
Tapi aku telah berhasil :)

Begitu banyak kertas yang harus ditanda-tangani, begitu banyak orang yang harus aku temui, begitu banyak pertanyaan yang harus aku jawab, begitu jauh perjalanan yang harus aku tempuh dari satu tempat ke tempat lainnya tanpa kamu dampingi, karna saat itu kamu sedang sibuk menyelesaikan urusanmu, Semua begitu luar biasa...

Aku menikmatinya dan menghargai setiap prosesnya ("walau kadang suka mengeluh")
Sejak saat itu hatiku sudah terkunci, tak ada tempat untuk yang lainnya...

Ijab Qobul 
Aku hanya memasang senyum manis dan meminta izin kepada ayahku saat itu, kemudian aku mendengarkanmu mengucap ijab qobul 
"Saya terima nikah dan kawinnya Dewi Setiawati binti Sukardi dengan emas kawin tersebut tunai." Banyak yang bertanya bagaimana rasanya ijab qobul? Jadi begini rasanya, dunia seakan runtuh, hati berdetak kencang, membayangkan ayahku menyerahkan anak gadisnya kepada seorang laki-laki pilihannya, air mata secara serentak berjatuhan antara sedih lepas dari orangtua dan bahagia akhirnya aku menikah untuk menyempurnakan agamaku. Sejak saat itu pula aku paham, dosa-dosaku tidak ditanggung lagi oleh ayahku, tetapi oleh suamiku. :'(
 
Resepsi
Dua jam adalah waktu yang singkat untuk merasakan bersalam-salaman, cipika-cipiki, berfoto-foto ria dengan kerabat dan keluarga. Melihat para tamu mencicipi hidangan yang kami sediakan. Melihat ekspresi mereka yang juga ikut merasakan kebahagiaan kami. Sebelum menikah aku membayangkan resepsi yang megah seperti para selebriti, tetapi ekspektasi tidaklah sesuai kenyataan. Hidupku bukanlah sebuah drama seperti selebriti, aku hanyalah seorang biasa saja. Oiya...setelah resepsi pasti ada saja cibiran para tetangga tentang pesta kita, anggap saja itu angin lalu. Sesempurna apa pun kita mengadakan acara pasti ada saja yang kurang puas "namanya juga manusia". Satu, dua bulan kemudian angin itu benar-benar berlalu. :)

Waktu
Lucu rasanya satu bulan pertama menikah aku sering menangis karna merindukan orangtuaku, kamu sering pulang ke rumah orangtuamu. Kita sama-sama merindukan suasana keluarga masing-masing dan belum terbiasa hidup berdua saja. Dua sampai tiga bulan adalah puncaknya bahagia, merasakan sangaaat bahagia karna telah menikah, dalam diri sering berkata "kenapa tidak menikah dari dulu, hehehe". Bulan-bulan berikutnya adalah pengharapan sang buah hati. Ini adalah bulan kelima aku bersamanya, tetapi Allah masih ingin kami bermesra-mesraan berdua terus seperti orang pacaran :D

Menikah bukanlah tentang yang indah-indah saja, lima bulan menikah aku sudah merasakan yang namanya ujian. SALAH BESAR jika ada orang berpikir menikah karena hanya ingin bermesraan setiap waktu, menikah adalah ibadah, dikala ibadah kita sering diganggu oleh jin atau setan karena mereka tidak suka kita taat kepada Yang Maha Kuasa. Iman adalah tiang yang harus dibangun kokoh saat berumah tangga, memang ujianku ini belumlah besar. Tetapi, aku yakin akan ada ujian-ujian yang lebih besar nantinya. Seperti orang bersekolah, setiap naik kelas ujiannya pasti akan lebih sulit. Bagiku itu bukanlah penghalang, tetapi itu adalah sesuatu yang harus kita rasakan di dalam kehidupan ini.

Bagi kalian yang belum menikah "Jangan takut untuk menikah"
Bagi kalian yang belum bertemu dengan jodohnya "Jangan takut Allah sudah menyiapkan jodoh yang terbaik untuk kita, yakini itu!"
Bagi kalian yang sudah menikah "Berbahagialah, karena surga di depan mata"


Aku, Kamu, Menjadi Kita

9 April 2017 disatukannya darah Jawa dan darah Palembang yang selama ini dinanti-nanti. Pertemuan antara kerasnya orang sumatera dan lembutnya orang jawa. Mereka kini melebur menjadi satu. Kalau dipikir-pikir skenario Allah memang yang terbaik. Jodoh yang selama ini kutunggu-tunggu ternyata ada di depan mata, dia adalah senior dalam kegiatan UKM fotografi di kampusku. Aku dan dia beda fakultas, dia jurnalistik dan aku keguruan, aku dan dia sama-sama punya kekasih waktu di bangku kuliah, aku dan dia sama-sama tidak pernah lirik-lirikan sama sekali, hubungan kita pure senior dan junior. Kalau dilihat-lihat dia sama sekali bukan tipeku dan aku juga bukan tipenya. Namun, siapa yang bisa menghalangi kuasa Allah...Jika Allah menghendaki, Dia cukup berkata "Kun Faya Kun" - Maka Terjadilah...

Paras tampan, hidung mancung, kulit putih, mata sipit bewarna cokelat, tinggi 160an
KINI MILIKKU.
Yang harus kujaga dan kusayangi sampai akhir hayatku, yang kini menjadi jaminan surgaku.




By MID Photography

Berawal dari hobi foto dua sejoli. 
Pasangan ibu guru dan bapak fotografer di salah satu media ternama.
By MID Photography hadir untuk mengabadikan moment bahagia Anda dengan penuh cinta. :)

Prewedding Photography


Maternity Photography



Holiday Photography


Tersedia paket uder 1jt (time unlimited on weekend
Keterangan lebih lanjut hubungi:

Contact Person
085939086955 (wa)
dewiewi (line)
@dewiewii (ig)





Perjalanan Menjadi Seorang Pengajar

Part 2

Lima hari dalam seminggu kulalui 70% di sekolah, 20% di kos-kosan, dan 10% di jalan. Yup! Itulah hidup! Jangan harap hidup akan asik-asik terus, jangan harap hidup akan santai-santai terus, dan jangan harap hidup akan main-main terus. Seiring bertambahnya usia kita akan matang dengan sendirinya. Bayangkan manusia adalah buah pisang yang masih hijau. Sebelum dimakan ibu-ibu biasa mendiamkannya sampai matang, lalu dimakan. Bisa dimakan langsung ataupun diolah menjadi pisang goreng. Kalau saja ibu-ibu mendiamkan pisang itu dan lupa untuk memakan atau mengolahnya, bisa kalian bayangkan pisang itu akan menjadi seperti apa! Itulah diri kita. Kalau saja kita paham hidup tak boleh terus berdiam diri, belajarlah terus agar otak tidak lembek dan bisa dirasakan kelezatannya seteleh kita mengolahnya.  

Itulah yang kulakukan. Belakangan ini otak tak berhenti untuk bekerja. Setiap hari memikirkan bahan ajar, tips and trick untuk mengajar, dan memikirkan tuntutan dari atasan yang segunung! Setelah masuk kedunia ini di dalam batinku seperti ada dua pejuang yang sedang mengadu pedang. Aku suka mengajar, tapi aku tidak suka dengan managementnya! 

Mengenal anak Raja dan Ratu ini awalnya menyeramkan, tetapi setelah lama lebih mengenal mereka sangat menggemaskan. Terkadang mereka sangat manis seperti permen, terkadang juga mereka sangat menyebalkan seperti minum es teh yang salah memasukan garam bukan gula. Itulah sensasi mengajar...

Satu, dua bulan pertama aku berdiri di depan kelas dengan sangat gugup. Seandainya mereka tau bahwa butuh keberanian untuk berdiri di depan mereka. Menghadapi 25 kepala yang berbeda-beda itu tidak mudah. Mendapat sindiran bahwa aku tidak sebaik guru sebelumnya itu menyayat hati. Kalau saja kalian tau aku menjaga emosi di depan kalian, kutahan mulutku agar tidak seliar biasanya, saat aku bercanda bersama temanku, kutahan air mataku mengakui bahwa ini sulit! mengajar itu sulit! Aku yang biasanya manja kini dihadapkan dengan anak-anak manja yang menginginkan kesempurnaan. Mungkin nanti kalian akan mengetahui bahwa tak seorangpun sempurna di dunia ini. Dibalik aku yang buruk dimata kalian dua bulan ini, nanti kalian akan melihat sisi positif yang ada di diriku. Nanti kalian akan melihat perbedaanku dengan pengajar sebelumnya.

Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan kita bertemu setiap saat. Es yang keras perlahan mencair. Mencair dengan senyuman hangat, mencair dengan curhat-curhatan mereka, mencair dengan sendirinya... 

Lesson plan setiap minggu dan menyiapkan bahan ajar setiap hari sudah menjadi sahabat. Tidak pernah bertengkar lagi. Yang tidak pernah bersahabat sampai sekarang adalah management yang menuntut terlalu banyak. BANYAK SEKALI! Membuat kerjaan mengajarku kurang fokus, karna aku harus mengerjakan ini-itu diluar megajar. Tak perlu kusebutkan, karna aku tidak suka mendengar namanya.

Apalah artinya keluh-kesah yang hanya sementara dan hanya sesaat kuucapkan, tetapi setiap saat aku bertemu kalian! Kalian yang kini menjadi murid sekaligus sahabat terbaikku. Kalian yang selama ini telah mempercayaiku sebagai teman curhat kalian. Kalian anak raja dan ratu yang ternyata manis dan sopan. Kalian anak raja dan ratu yang ternyata kuimpi-impikan bahwa anakku kelak harus seperti kalian. Kalian yang telah mengajariku kesabaran dan menuntutku untuk terus menimba ilmu.


Kelas 7

Kelas 11 A

Kelas 11 B

Kelas 11 C
Club Journalistic

Hidup tak melulu tentang kekasih
Sesekali tentang mereka yang telah memberi warna baru dalam hidupku  :)

 

Perjalanan Menjadi Seorang Pengajar

Part 1

Menganggur selama 6 bulan, setelah keluar dari perusahaan yang bergerak dibidang umroh dan haji.
Pekerjaan sebelumnya musim-musiman, saat sepi tidak ada kerjaan hari-hari dilalui hanya dengan gabut hehe...tapi, kalo lagi sibuk, sangat-sangat hectic sampai makan pun susah. Lembur adalah alasan yang dicari-cari untuk seorang yang bekerja sebagai karyawan, karna lumayan untuk tambahan beli ini itu "belum kepikiran nikah waktu itu", benda-benda yang kuinginkan sudah berhasil kubeli dari gaji bekerja di perusaan itu.

Namun, sekarang lain ceritanya. Setelah beberapa ujian hidup di pekerjaan sebelumnya dan menuruti panggilan hati untuk kembali lagi ke jalan yang lurus, yaitu menjadi seorang pengajar (guru) lagi. Sebenarnya perjalanan mencari pekerjaan tak selama itu. Dua/tiga bulan mencari aku sudah dapat pekerjaan di salah satu sekolah swasta di Tangerang. Sekolah yang tidak ada bagus-bagusnya kalau dilihat dari sisi manapun. Dilihat dari segi perekrutan pengajar asal terima pegawai meski tidak sesuai dengan bidangnya atau backgroundnya, pengajar yang terus bergonta ganti dalam satu semester, pengajar yang tidak menerima hak mereka tepat pada waktunya (nunggak sampai berbulan-bulan), bangunan yang ala kadarnya, jajanan yang tidak sehat, kepala sekolah yang memiliki mulut seperti kebun binatang, semena-mena menghardik siswa/siswi yang telat bayaran sekolah, siswa/siswi dari lapisan bawah yang bersekolah di sekolah yang tidak semestinya menjadikan mereka lebih memprihatinkan. Tak kuasa menyaksikan masih ada pendidikan yang sangat bobrok di tengah kota Tangerang. Ingin bertindak tapi aku tak punya kekuasaan, seandainya pejabat-pejabat tau bahwa "ada sekolah semacam itu"! Umurku di sekolah itu hanya dua minggu. Kuikhlaskan gajiku selama dua minggu itu tak dibayarkan, karna aku tau aku tidak tahan berlama-lama menyaksikan dan mendengarkan keluh kesah murid-murid disana tentang sekolah dan kepala sekolah tersebut. Sebut saja sekolah yang tadi saya ceritakan "Yayasan Punya Keluarga".

Aku kembali menarikan jemariku di atas laptop yang setia menemaniku sejak di bangku kuliah, membuka berbagai website penyedia lowongan pekerjaan.


Mencari sekolah-sekolah ternama adalah tujuanku. Aku bersedia menganggur lama sampai aku mendapatkan apa yang aku inginkan. Aku ingin memancing di laut agar dapat ikan kakap (istilahnya hehe..) Mungkin hampir 10 lebih lamaran berbentuk cetak maupun online sudah kusebar di Jabodetabek. Hanya 2 yang berhasil menangkap umpanku. Sekolah pertama yang kudatangi untuk proses interview dan microteaching ada di daerah Jaksel, sekolah bilingual besar. Tapi kali pertama aku gagal dalam proses interview. Kuceritakan sedikit kebodohanku kenapa aku ditolak:

Aku ditanya "RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ini buat sendiri atau copas? dan aku menjawab copas hahaha" karna terlalu polos, jujur aku belum berpengalaman tentang trik-trik interview seperti ini. 

Itulah alasan mutlak yang paling aku sadari kenapa aku ditolak. :D

Oke move on! Aku tidak putus asa sampai disitu, aku tetap bersemangat mencari sekolah lainnya, tetap bersemangat menunggu ada yang menangkap umpanku sambil tetap mengajar bimbel di salah satu lembaga ternama yang sudah memiliki cabang dimana-mana. Kucoba menaruh lamaran di salah satu SMPN Depok rujukan seorang sahabat, sambil menunggu proses di sebuah sekolah swasta besar daerah Tangerang Selatan yang juga kulamar (katanya tunggu dua minggu, kalau dalam waktu dua minggu tidak ada kabar berarti good bye...), tesnya banyak sekali interview, microteaching, tes tulis dan berbagai tes lainnya, sampai membuat otakku ngebul! SMPN Depok, ya! Karena sekolah di Depok itu sedang sangat membutuhkan guru untuk tahun ajaran baru, dengan mudahnya aku diterima di sekolah itu, sudah nego gaji, tinggal menunggu jadwal mengajar dibagikan. Keesokan harinya aku dipanggil di sekolah swasta yang sedang aku tunggu-tunggu, seperti aku menunggu dilamar kamu #eeaa haha.. 

Setelah dua minggu menunggu, aku ditanya apakah masih berminat mengajar disini? "KB" nama sekolahnya. Aku bimbang, kenapa hidup selalu ditempatkan pada pilihan-pilihan? Pilihan masuk sekolah mana! Pilihan masuk Perguruan Tinggi Negeri/Swasta mana? Pilihan teman atau pacar? Pilihan kamu atau dia? Pilihan menikah sekarang atau nanti? dan sekarang aku disuruh memilih SMPN atau sekolah swasta. Dengan berbagai pertimbangan dan kerealistisan. Aku memilih sekolah swasta tersebut dengan suka cita riang gembira hehe. Kurang lebih 1 bulan aku menunggu tahun ajaran baru dimulai dengan penuh persiapan, kusiapkan pakaian, sepatu, tas, dan yang lebih penting kusiapkan mental dan otak yang cerdik untuk menghadapi jenis murid dari kalangan Raja dan Ratu ini.

Bulan juni pun tiba, tahun ajaran baru 2016-2017 dimulai. 
Welcome new job ^^


Kelas yang begitu keren, berbeda jauuuh sekali jika dibandingkan dengan tempat aku bersekolah dahulu kala. Satu kelas SMP terdiri dari 10-15 murid dan kelas SMA terdiri dari 20-25  murid. Murid laki-laki dan perempuan dipisah lantainya. Akhirnya pembagian kelas pun tiba, aku kebagian mengajar SMA kelas 11(A,B,C) dan SMP kelas 7 yang kebetulan kelas wanita semua.  

"Wow SMA #@$^%^!!&*?!#"

To be continued...
 

Cerita sepasang layang-layang

Ini sudah bulan sebelas
Detik-detik peraduan dua layang-layang yang sedang bermain angin di langit
Benang kenur kuat-kuatan bertahan
Siapa yang kalah dia yang akan terlepas
Terbang dan jatuh ke bumi
Yang menang terbang sendiri dan mencari lawan lainnya di atas sana
Aku mau sepasang layang-layang itu tak ada yang kalah dan tak ada yang menang
Beradulah terus dilangit tanpa harus saling melepas satu sama lain
Saling bertahanlah walaupun angin bertiup sekencang-kencangnya
Membuat terombang-ambing tak beraturan
Sampai angin stabil kembali.

20:04
01-11-2016

Layar Terkembang

Kembali lagi dengan hobi dengan mood yang pasang surut untuk dilakukan. Kali ini saya iseng-iseng membaca novel sastra klasik berjudul "Layar Terkembang" karya St. Takdir Alisjahbana. Novel yang tidak terlalu tebal halamannya (201 halaman) namun, spasinya cukup rapat, pembahasannya padat dan berisi hehe...Hanya menghabiskan waktu menunggu jam kosong sebelum masuk kelas, waktu luang setelah pulang sekolah, dan waktu luang sebelum mata terpejam. Totalnya 2 hari saya menyelesaikan novel ini. Intinya novel ini bercerita tentang dua orang perempuan kakak beradik Tuti dan Maria. Dua orang kakak beradik yang sangat berbeda kepribadiannya. Tuti adalah seorang kakak yang sangat serius dan rajin mengikuti kegiatan organisasi wanita. Seperti pada umumnya di dalam organisasi politik, Tuti rajin menyuarakan orasi-orasi tentang persamaan hak wanita. Pada saat itu, semangat kaum wanita sedang bergelora sehingga mereka mulai menuntut persamaan dengan kaum pria.Sedangkan Maria adalah seorang adik yang lincah dan periang pembawaannya, sehingga siapa pun yang dekat dengannya pasti ikut bahagia. Di tengah-tengah dua dara jelita ini muncul sesosok pria mahasiswa kedokteran bernama Yusuf. Berawal dari tatap pada sebuah acara di akuarium pasar ikan Maria dan Yusuf bertemu dan saling jatuh hati, kemudian mereka menjadi sepasang kekasih. Di samping kisah cinta antara Maria dan Yusuf, ada juga kisah cinta antara Tuti dan Supomo. Supomo adalah seorang pria yang sangat baik hati. Namun, karena Supomo bukanlah sosok pria idaman Tuti, maka Tuti menolak cinta Supomo. Belum menemukan sosok pria idaman membuat Tuti kembali lagi pada kesibukannya, yaitu melakukan berbagai macam kegiatan organisasi dan membaca buku. Kesibukannya membuat dirinya lupa akan hal berkasih-kasih seperti yang dilakukan adiknya.
Setelah perjalanan cinta Maria dan Yusuf yang panjang, mulailah mereka merencanakan hubungan yang serius. Melakukan tahap-tahap perkenalan, pertemuan dengan keluarga, dan kunjungan oleh Yusuf, diadakanlah ikatan pertunangan antara Maria dan Yusuf. Tetapi sayang, ketika menjelang hari pernikahan, Maria jatuh sakit. Maria mengeluarkan batuk darah sehingga harus dirawat di Sanatorium Pacet. Tidak lama kemudian, Maria menghembuskan nafas terakhirnya. Sebelum ajal datang, Maria berpesan agar Tuti, kakaknya bersedia menerima Yusuf. Tuti tidak menolak dan dimulailah pertunangan antara Tuti dan Yusuf. Akhirnya tak lama kemudian keduanya menikah dan hidup selamanya.

Begitulah dengan cinta pada kehidupan nyata
Kita bisa merencanakan akan menikah dengan siapa
Tapi kita tidak bisa menolak takdir yang sudah ditentukan Sang Pencipta untuk kita