PENDEKATAN DALAM SASTRA
Pendekatan dalam sastra mempunyai tiga fungsi yaitu memahami, mengenal lebih dekat, menghargai objek tersebut. Tujuan utama dalam pendekatan adalah untuk apresiasi jika ada impresi lalu, mengaji, mencari bukti dan memberi kritik. Apresiasi dibangun oleh kesan keseluruhan. Menurut Abrams situasi sastra secara menyeluruh terbagi menjadi empat hal yaitu, karya sastra (work), sastrawan (artist), semesta (universe), dan pembaca (audience). Dilihat dari keempat hal tersebut maka terdapat empat pendekatan karya sastra.
Yang
pertama adalah pendekatan objektif (objective criticism) yaitu
pendekatan yang menitikberatkan pada karya sastra atau hanya melihat
pada karya sastranya saja tanpa mempermasalahkan pembacanya suka atau
tidak, pendekatan objektiv berhubungan antara unsur-unsur sebagai
berikut: peristiwa, tokoh, latar dan sudut pandang.
Yang
kedua adalah pendekatan ekspresif (expressive criticism) adalah
pendekatan yang menitikberatkan pada ekspresi peranan atau temperamen
penulis atau bagaimana teknik pengarang untuk mengungkapkan
pikiran/gagasannya, bukan hanya perasaan intinya pengarang membuat karya
sastra sesuai dengan kejadian atau pengalaman yang pernah dialaminya
dan biasa disebut dalam pribahasa “Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya”.
Yang
ketiga pendekatan mimetik (mimetic criticism) adalah pendekatan kajian
sastra yang menitikberatkan pada kajian terhadap semesta atau alam.
Mimetic berasal dari kata to mime yang artinya meniru. Meniru dalam
artian ingin melihat seberapa dekat hubungan kenyataan dengan fiksinya
(apa yang diimajinasikannya) dalam karya sastra misalnya, dalam cerpen
Hamsad Rangkuti yang berjudul “Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di
Bibirku Dengan Bibirmu” Faktanya adalah kejadian perkenalan sastrawan
dengan seorang mahasiswi, dan fiksinya adalah cerita tentang wanita
patah hati yang diimajinasikan oleh Hamsad.
Yang
keempat pendekatan pragmatik (pragmatic criticism) adalah pendekatan
kajian sastra yang menitikberatkan pada pembaca dalam menerima, memahami
dan menghayati karya sastra atau respon dari pembaca. Pendekatan
pragmatik ini menjelaskan bahwa ada beberapa cara untuk mengetahui
respon pembaca terhadap karya sastra yaitu, dominan (100%), negosiasi
(50%), dan resisten (0%).