Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh

21.28.00 1 Comments A+ a-




Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh adalah seri pertama dalam tertralogi Supernova, diikuti oleh Akar, Petir Partikel, Gelombang dan Inteligensi Embun Pagi. Novel fiksi ilmiah karangan Dee Lestari setebal 318 halaman ini adalah buku yang tidak mudah dimengerti bagi orang awam sains seperti saya, karena saya memiliki background Sastra Indonesia mungkin ini membuat saya harus membuka KBBI(Kamus Besar Bahasa Indonesia) terlebih dahulu. Tapi jangan khawatir orang awam yang tidak mengerti sains juga bisa menikmati novel ini karena, disetiap halaman yang memiliki kata-kata sains sulit terdapat footnote (catatan kaki) tentang arti kata-kata sains tersebut. Mungkin novel ini sangat digemari oleh orang penggemar sains karena mereka akan sangat mudah mengerti bahasa dalam novel ini. Alur dalam novel ini terbilang mudah dan tidak rumit.

Alurnya berawal dari sepasang laki-laki (Reuben dan Dimas) yang bertemu saat kuliah di Amerika, pasangan gay ini berikrar untuk membuat karya bersama dengan menghubungkan sains dan spiritualitas yang menyebut diri mereka sebagai psikolog kuantum.

Terinspirasi kisah dongeng berjudul Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh, karya mereka dimulai. Dimas dan Reuben merancang tokoh-tokoh mereka, lengkap dengan konfliknya.

Tokoh Ksatria diwakili oleh seorang eksekutif muda yang kaya, tampan, dan lajang bernama Ferre.

Tokoh Putri diwakili oleh seorang wartawati bernama Rana berparas cantik namun sudah bersuami (Arwin). Disinilah konflik terjadi karena Ferre jatuh cinta kepada Rana wartawati cantik yang mewawancarainya dalah sebuah project kerja. Telah kita ketahui bahwa dalam kehidupan sosial laki-laki menyukai istri orang dan wanita yang sudah bersuami lalu berselingkuh merupakan sebuah kesalahan besar. Ferre tidak bertepuk sebelah tangan. Rana, yang merasa terkungkung dalam pilihan-pilihan yang ia buat semasa ia masih muda, dijodohkan dengan laki-laki bernama Arwin karena sudah sama-sama lulus kuliah, sudah sama-sama kerja, Arwin juga berasal dari keluarga ningrat, itu semua membuat Rana merasa ia tidak memiliki kebebasan untuk memilih jalan hidupnya. Rana menyambut cinta Ferre dan terjalinlah hubungan terlarang di antara mereka. Namun, tak seperti kisah perselingkuhan biasanya yang hanya karna napsu sesaat atau pelarian rumah tangga yang bermasalah. Hubungan rumah tangga Rana dan Arwin dapat dibilang lancar-lancar saja dan dapat dilihat sangat bahagia (dari luar). Rana melihat sosok Ferre sebagai seorang yang mampu membangkitkan semangat dalam hidupnya yang membosankan. Demikian dengan Ferre ia melihat Rana sebagai sosok Puteri, yang selalu menjadi perwujudan obsesi dari dongeng masa kecilnya.

Akhirnya akan ada pilihan bagi Rana untuk memilih antara Ferre pria kaya, muda, bisa memberikan kepuasan namun tidak bisa memberikan rasa aman saat bersamanya atau Arwin suami yang membosankan namun bisa memberikan rasa aman saat bersamanya. Rana memilih Arwin yang dapat memberikannya keamanan. Selain pertimbangan keluarganya bahwa Rana menikah bukan hanya pada satu orang saja, tetapi keluarga dan seluruh lapisan sosial keluargnya. Ferre akhirnya jatuh sedalam-dalamnya setelah membaca surat perpisahan dari Rana. Ferre patah hati sampai memutuskan bunuh diri dengan satu peluru di pistolnya. Ia tinggal menarik pelatuk dan semuanya tamat. Disinilah terdapat alur mundur tentang masa lalu Ferre saat ia masih kecil, tentang ayahnya yang kabur dengan wanita lain, tentang kakek dan nenek yang ingin selalu ia berdoa, dan satu ledakan yang membuat ia tersadar bahwa hidupnya akan terus berlanjut dan perasaannya untuk Rana sudah mengkristal dan akan selalu ia simpan.

Diva menjalani kehidupan gandanya yaitu, sebagai model papan atas yang berlenggok di atas catwalk dengan sangat cantik dan menjadi seorang wanita penghibur papan atas dengan tarif termahal. Di mata Diva, semua orang adalah pelacur. Ia memilih dengan sadar untuk melacurkan tubuh dan menjaga hartanya yang paling berharga, yakni hati dan pikirannya. Meski bayarannya mahal, klien-klien Diva seperti terbius dan tergila-gila. Mereka amat menikmati mengobrol bersama Diva yang selalu bicara jujur dan apa adanya. Sebaliknya, Diva tidak mempedulikan satu pun dari mereka. Satu-satunya pria yang ia hadapi dengan perasaan hanyalah seorang pemuda bernama Gio. Bagi Gio, Diva adalah cinta pertama dan cinta matinya.
Diva ternyata adalah tetangga seberang rumah Ferre, setiap malam sebelum mereka tidur dari jendela masing-masing mereka mengucapkan selamat tidur dan sepercik kekaguman terhadap pribadi masing-masing. Ferre pun berteman dekat dengan Diva dan berangsur-angsur pulih dari pengalaman pahitnya. Tokoh lain yang juga mewarnai cerita ini adalah Supernova, seorang cyber avatar (semacam penyelamat/pertapa yang hidup di dunia maya) yang berpikiran luas terhadap dunia dan menjadi tempat curhat (curahan hati) tokoh lain di novel ini.

Dibalik Supernova ada admin yang menjalaninya dan adminya adalah pasangan gay Reuben dan Dimas. Reuben dan Dimas pun tercengang karena ternyata mereka telah direkrut oleh admin yang lebih dulu daripada mereka yaitu Diva (ini pun saya pahami setelah saya menonton filmnya), awalnya saya pikir Supernova dibuat oleh pasangan gay itu tapi ternyata Diva lah yang membuatnya. Jujur saat pertama membaca novelnya masih samar-samar dengan ceritanya, lalu saya pertegas lagi dengan menonton filmnya. Barulah saya bisa lebih mengerti cerita yang sebenarnya.

Link Nonton Film Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh


atau


Film ini berusaha memenuhi kepuasan penontonnya yang malas membaca, tak sempat membaca novelnya, atau hanya ingin mempertegas cerita dalam novel karena itulah, menurut saya plot ceritanya dibuat padat dan bermakna.

Tentang Novel Perahu Kertas

00.18.00 0 Comments A+ a-

Sedang mengingat-ingat cerita dalam novel pemberian seorang teman jauh yang sudah lama saya baca berjudul "Perahu Kertas" karya Dee alias Dewi Lestari yang model tulisan dan ceritanya sangat kekinian, ceritanya sangat ringan yaitu tentang kehidupan percintaan remaja. Alurnya tidak begitu sulit, membaca novel ini tidak perlu bersusah payah mengerutkan kening. Kita sebagai pembaca dibawa untuk mengikuti dari awal cerita sampai akhir dengan asiknya.



Sinopsis cerita novel "Perahu Kertas"

Berawal dari seorang tokoh sentral laki-laki muda, berkepribadaian dingin dan kaku bernama Keenan yang baru menyelesaikan sekolah menengah atasnya di Belanda, tepatnya di Amsterdam. Ia tinggal bersama neneknya selama 6 tahun di Belanda. Keenan mempunyai cita-cita sebagai pelukis, karena memang hobinya adalah melukis. Setamat sekolah menengah atasnya ia terpaksa untuk kembali ke Indonesia mengikuti perintah sang ayah untuk melanjutkan perkuliahan jurusan Ekonomi di salah satu universitas daerah Bandung. Latar belakang ayahnya menyuruh Keenan melanjutkan kuliah ekonomi adalah untuk meneruskan perusahaan keluarga yang dipimpin oleh ayahnya.

Tokoh sentral lainnya adalah Kugy. Wanita yang digambarkan dalam novel sebagai sosok yang bertubuh mungil, ceria, dan berpakaian cuek ala kadarnya. Kugy sangat nyentrik dan sangat mudah dikenali jika dalam kerumunan. Ciri khas Kugy yang selalu menggunakan ilmu radar neptunus dua jarinya dengan cara mengacungkan telunjuk kanan dan kirinya ke atas kepala. Itu adalah hal aneh dari dirinya. Kugy menggilai dongeng dan kisah klasik, sehingga Kugy sangat bercita-cita menjadi seorang penulis dongeng sejak ia masih kecil. Namun di tengah impiannya yang menggebu, kenyataan memaksanya sadar bahwa penulis dongeng bukan profesi yang banyak menghasilkan materi. Walaupun demikian tokoh Kugy tidak mudah menyerah ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas Sastra di salah satu Universitas di Bandung. Tempat kuliah yang sama dengan tokoh Keenan.

Pertemuan Keenan dan Kugy tidak terlepas dari tokoh lain yakni Noni dan Eko. Noni tokoh pendukung cerita yang merupakan sahabat dekat Kugy. Sementara itu, Eko adalah sepupu Keenan. Pertemuan pertama Kugy dan Keenan adalah momen dimana Eko dan Noni menjemput Keenan yang baru tiba di Indonesia.

Kemudian Keenan, Kugi, Noni, dan Eko menjadi sahabat. Eko dan Noni adalah sepasang kekasih. Sedangkan Keenan menjadi bagian dari radar neptunus nya Kugy, mereka adalah sepasang sahabat yang sangat nyambung dari segi pemikiran maupun pemahaman. Kugy senang bercerita lewat dongeng merasa takjub bertemu dengan Keenan, seseorang yang mampu bercerita lewat gambar. Mereka diam-diam jatuh cinta dalam diam. Namun, kondisi menuntut mereka untuk terus diam dan menebak. “Diam”-nya mereka terhadap perasaan masing-masing semakin menjadi dikarenakan Kugy telah memiliki pacar bernama Ojos atau Joshua. Sementara itu, Keenan yang belum memiliki pasangan, hendak dijodohkan dengan tokoh bernama Wanda. Wanda sendiri adalah seorang Kurator. Hal ini yang membuat Eko juga Noni bersemangat mendekatkannya dengan Keenan yang jago melukis.

Persahabatan mereka berempat berjalan apa adanya dan mulai renggang ketika Kugy sibuk dengan kegiatannya menjadi guru relawan di sekolah darurat. Kugy mengajar dengan cara mendongeng. Anak-anak yang awalnya usil pada Kugy, berbalik suka berkat dongeng petualangan berjudul “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit”. Dongeng tersebut dituliskan Kugy dalam sebuah buku. Di waktu mendatang, buku dongeng tersebut ia berikan pada Keenan. Lain lagi dengan Keenan, ia juga sibuk dengan kehidupannya termasuk kedekatannya dengan Wanda. Pada mulanya, hubungan mereka baik-baik saja. Namun, hubungan mereka menjadi renggang karena Wanda telah menipu Keenan dengan cara membohongi Keenan dan membeli semua lukisannya Wanda bilang "semua lukisanmu habis terjual" padahal semua yang membeli adalah Wanda. Keenan menyadari betapa hancur hatinya, bahwa semua yang ia bangun dari nol tentang semua lukisannya. Ia sedih, remuk dan kecewa. Keenan pun memutuskan untuk meninggalkan Kota Bandung menuju Kota Bali. Di Pulau Dewata tersebut, Keenan tinggal dengan Pak Wayan. Sahabat ibunya.

Sebelum pergi, Kugy memberi Keenan buku dongeng “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit”. Keenan membawanya ke Bali. Di tempat Pak Wayan, perlahan Keenan membangun hidup dan mimpinya kembali. Ia hidup bersama banyak seniman dan menjadikan naluri seninya dalam melukis semakin terasah. Di Bali, Keenan mengagumi Luhde Laksmi, keponakan Pak Wayan. Pada akhirnya, keenan menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih dengan Luhde "gadis Bali itu". Setelah beberapa waktu, Keenan menjadi salah satu pelukis yang karyanya diburu. Ia menciptakan serial lukisan yang digemari kolektor. Kisah tersebut adalah dongeng yang sebelumnya Kugy berikan.

Selepas kuliah Kugy kembali ke Jakarta dan menjadi seorang Copywriter. Ia kemudian menjalin hubungan dengan Remi atasannya yang juga merupakan teman dekat kakaknya. Ia dan Remi menjalin hubungan meski diam-diam Kugy masih sering mengenang Keenan. Sampai suatu waktu, Kugy kembali bertemu dengan Keenan yang terpaksa meninggalkan Bali karena ayahnya terkena serangan stroke. Keenan harus melanjutkan perusahaan ayahnya. Pertemuan Kugy dan Keenan di kondisi yang berbeda ini membuat mereka tak bisa lagi menahan perasaan masing-masing. Disinilah puncak konflik terjadi.

Konflik pada kisah Kugy dan Keenan yang saling memendam perasaan masing-masing kemudian terpisah karena tuntutan hidup melanjutkan cita-cita yang mereka inginkan. Sampai pada akhirnya mereka ditemukan kembali dalam keadaan sama-sama sudah memiliki kekasih. Kugy dengan Remi, Keenan dengan Ludhe. Dee mengemas cerita cinta ini dengan sederhana namun sarat makna. Kisah ini tentang pencarian cinta yang dibiarkan mengalir hingga kembali bermuara seperti perahu kertas. Melalui Kugy dan Keenan, Dee menyajikan cerita cinta yang biasa namun dalam.

Tidak selamanya cerita cinta berakhir Happy Ending seperti yang sudah kita skenariokan. Segalanya mengalir seperti air, entah kemana ombak membawa kita. Tuhan telah menempatkan mana yang kita butuhkan dan bukan apa yang kita inginkan. Begitulah pesan yang dapat saya ambil dalam kisah Perahu Kertas ini.

Untuk Membandingkan antara Novel dan Film silahkan tonton pada link dibawah ini
Film Perahu Kertas Part 1 & Part 2


Kesan saya setelah membaca dan menonton film ini adalah selalu saja kisah dalam novel lebih seru daripada dalam film. Tokoh Kugy diperankan oleh Maudy Ayunda sudah pas, tapi tokoh Keenan kurang pas diperankan oleh Adipati Dolken. 
But it worth. I like and recommended this novel, thanks :)



Silahkan yang mau download Ebook Novel Sastra disini!

03.28.00 1 Comments A+ a-

Azab dan Sengsara 
karya Merari Siregar


Ronggeng Dukuh Paruk
karya Ahmad Tohari
Supernova - Akar
karya Dee / Dewi Lestari

HIDJO VS R.A KARTINI

03.10.00 0 Comments A+ a-




Hidjo adalah pemuda berumur 18 tahun, wataknya pendiam, berbudi pekerti baik, menurut pada orang tua, gila membaca, meski begitu ia mudah bergaul bahkan terkadang gampang terpengaruh. Dia seorang anak saudagar kaya bernama Raden Protonojo dan Raden Nganten.

Sejak dulu kaum priyayi dinilai sebagai kaum bangsawan atau terpelajar. Dalam novel student hidjo ayah dari Hidjo yang bernama Raden Potronojo merupakan seorang saudagar sukses pada masa itu, Hidjo sebagai anaknya adalah keturunan priyayi murni dari garis keturunan. Kaum priyayi Jawa memiliki keuntungan yang tidak bisa didapatkan oleh kaum santri dan kaum abangan, mereka bisa mendapatkan kemudahan menimba pendidikan seperti Hidjo yang disuruh ayahnya sekolah ke negri kincir angin itu, agar dapat menaikkan derajat keluarganya. Karna, dimata orang Belanda khususnya kolonial status priyayi belum cukup untuk menyamakan derajat, sama seperti mereka. Kaum priyayi masih dianggap rendah oleh orang Belanda. Semangat ayah Hidjo untuk menyekolahkannya ke negri Belanda terlihat pada kalimat

“Maksud saya mengirimkan Hidjo ke Negeri Belanda itu, tidak lain supaya orang-orang yang merendahkan kita bisa mengerti bahwa manusia itu sama saja. Buktinya anak kita juga bisa belajar seperti regent-regent dan pangeran-pangeran.” (hal.3)

Sama halnya dengan R.A Kartini, ia juga anak dari seorang priyayi yaitu Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat seorang Bupati Jepara. Hidjo merupakan gambaran bentuk protes pada masa itu terhadap kesamaan status sosial priyayi dengan bangsawan, sedangkan R.A Kartini merupakan bentuk tindakan nyata bahwa pada jaman Belanda wanita juga bisa menyamakan kedudukannya dengan laki-laki dengan cara memperoleh pendidikan. Hidjo dan R.A Kartini bersekolah di Belanda dengan waktu yang berbeda. Hidjo bersekolah sampai ia menjadi seorang insinyur dengan berbagai godaan yang ada, R.A Kartini bersekolah hanya sampai umurnya yang ke-12 tahun. Tetapi lama atau sebentarnya waktu mereka hijrah ke negri Belanda tidak berpengaruh! Karena mereka sama-sama bisa mengangkat nama kaum priyayi di mata Belanda.

Westernisasi dan Tokoh Hanafi dalam Novel Salah Asuhan

02.57.00 0 Comments A+ a-




Orang Minang dikenal dengan kesalehannya. Biasanya orang Minang sejak kecil sudah diajarkan hal-hal yang berbau agama, jadi tidak heran kalau orang Minang sangat patuh menjalankan perintah Allah seperti solat dan puasa. Bagi orang Minang yang dikatakan berbudaya itu adalah orang yang memakai dan berpegang teguh pada nilai-nilai agama, adat dan budaya Minangkabau itu sendiri bahkan sebagai pakaian hidup masyarakat Minangkabau. Tokoh Hanafi yang digambarkan dalam novel “Salah Asuhan” sangat tidak mencerminkan bahwa ia lahir di Solok atau keturunan Minang. Hanafi yang sejak kecil tidak mengenal sosok ayah, tumbuh dan besar bersama ibu yang sangat menyayanginya. Ibu mendidiknya hingga ia menjadi seorang anak yang pandai dan berpendidikan dengan menyekolahkan Hanafi di HBS. Selama bersekolah di Betawi Hanafi dititipkan di keluarga Belanda, sehingga kehidupannya sehari-hari tidak bernah lepas dengan orang-orang Eropa. Karena kebiasaan, kehidupan Hanafi mulai menyimpang semenjak ia bergaul dengan orang-orang Eropa. Ia mentransfer ilmu kebarat-baratannya ke hal yang negatif,  menjadi anak yang durhaka kepada ibunya. Ia tidak mau diatur dan dididik dengan cara ibunya;
Maka tiadalah ia segan-segan mengeluarkan uang buat mengisi rumah sewaan di Solok itu secara yang dikehendaki oleh anaknya. Hanafi berkata, bahwa ia dari kecilnya hidup di dalam rumah orang Belanda saja; jadi tidak senanglah hatinya, jika aturan mengisi rumahnya tidak mengarah-arah itu pula.” (hlm. 24).

Hanafi menganggap dirinya orang Belanda, itu menjadikannya sosok yang sombong bahkan dengan ibunya sendiri dan menganggap orang Melayu lebih rendah daripada orang Belanda. 

Tapi sepanjang hari orang tua itu termangu-mangu saja, karena dari beranda muka sampai ke dapur dan kamar mandi diperbuat secara aturan rumah orang Belanda. Perempuan Bumiputra dari kampong memang lebih senang duduk bersimpuh daripada duduk di atas kursi. Ia gemar sekali berkunjung-kunjungan dengan orang lain. Tempat sirih, tempat ludahnya dan dapur, itulah barang-barang yang sangat digemarinya melihat setiap hari itulah dunianya.” (hlm.24).


Sifat Hanafi sudah lari terlalu jauh dari adat istiadat orang Minang yang terkenal patuh menjalankan perintah Allah.
Yang sangat menyedihkan hati ibunya ialah karena bagi Hanafi segala orang yang tidak pandai bahasa Belanda, tidaklah masuk bilangan. Segala hal-ikhwal yang berhubungan dengan orang Melayu, dicatat dan dicemoohkannya, sampai kepada adat lembaga orang Melayu dan agama Islam tidak mendapat perindahan serambut juga. Adat lembaga disebutkan ‘kuno’, agama Islam ‘takhyul’. Tidak heran, ia hidup tersisih benar dari pergaulan orang Melayu. Hanyalah kepada ibunya ada melekat hatinya.” (hlm.25).

            Karna ibu Hanafi sangat berpegang teguh terhadap nilai-nilai adat dan budayanya, ketika Hanafi sakit ia memanggil seorang dukun. Tetapi, gaya hidup kebarat-baratan membuat Hanafi tidak suka berobat ke dukun. Ia lebih suka berobat ke dokter.
Lain daripada dokter dukun pun senantiasa menjaga Hanafi. Ia sendiri tidak suka melihat dukun itu. Jangankan obat dukun hendak diminumnya, dihampiri saja ia tak suka.” (hlm. 62).

Hanafi telah melupakan norma-norma yang ada dalam adat Minang. Ia telah mencoreng nama Minang dengan melakukan pergaulan bebas dengan seorang gadis keturunan Eropa bernama Corrie yang dikenalnya semenjak ia sekolah di HBS. Semenjak sekolah di HBS dalam keseharian hubungan Hanafi dengan Corrie memang sangat dekat seperti sepasang kakak adik, bahkan waktu telah membuat hubungan mereka lebih dari sekedar kakak dan adik. Mereka menjalin asmara sampai akhirnya menikah. Percampuran dua kebudayaan yang berbeda itu menyebabkan sifat Hanafi semakin bertolak belakang dengan adat yang ia miliki. Ketika menikah Hanafi tidak ingin memakai baju adat minang Baju Batabue”, yang maksudnya baju yang ditaburi dengan benang emas. Tetapi, Hanafi lebih memilih menggunakan jas saat pernikahannya.

Intelektualitas dan Psikologi dalam Novel Belenggu

02.45.00 1 Comments A+ a-



Ketiga tokoh dalam novel ini Tono, Tini dan Yah digambarkan sebagai orang-orang yang memiliki intelektualitas tinggi. Tono seorang dokter yang sangat berdedikasi tinggi dan memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi pada bidangnya. Tono suka menolong pasiennya yang susah dalam hal materi dengan tidak meminta upah setelah mengobati pasiennya. Tini adalah istri Tono, ia menginginkan bisa menjadi seorang istri atau ibu rumah tangga yang juga bisa memiliki aktivitas di luar rumah seperti menjadi  aktivis sosial. Tetapi setelah menikah dengan Tono keinginan itu tidak dapat terwujud, karena Tono ingin memiliki seorang istri yang bisa memberikan perhatian penuh kepadanya.  Sedangkan, Yah adalah seorang pelacur yang sangat intelek karena ia sering membaca buku. Yah akhirnya menjadi selingkuhan Tono, saat Tono sedang jenuh dengan hubungannya bersama Tini.
            Perang batin antara ketiga tokoh ini sangat jelas, saat kecerdasan dinilai sebagai sebuah pekerjaan yang baik dan menyampingkan urusan pribadi seperti ‘berkeluarga’. Tokoh Tono sangat professional terhadap pekerjaannya sebagai seorang dokter, ia sangat mencintai pasien-pasiennya. Tetapi, ia tidak mencintai istrinya. Karena di dalam otaknya, di dalam dirinya ia hanya memprioritaskan pada pekerjaannya sehingga Tini (istrinya) merasa terabaikan. Tini pun juga begitu. Ia ingin menjadi seorang istri yang bisa sambil bekerja (menjadi seorang aktivis sosial di luar rumah). Ia tidak ingin hidupnya hanya berputar di rumah saja, ngurusin suami saja. Tini juga ingin memiliki pekerjaan lain seperti Tono yang bisa menjadi suami dan bisa menjadi dokter, walaupun tidak ada keadilan di antara dua aktivitas itu. Perasaan Tini digambarkan melalui dialog surat bersama sahabatnya Tati;
Yu, Yu, benarkah kita perempuan, baru boleh dikatakan benar-benar cinta, kalau kesenangannya saja yang kita ingat, kalau kita tiada ingat akan diri kita, kalau kesukaan kita cuma memelihara dia? Kalau tiada perasaan yang demikian, benarkah kita belum benar-benar kasih dia? Aku bingung, Yu, bukankah kita berhak juga hidup sendiri? Bukankah kita ada juga kemauan kita? Mestikah kita matikan kemauan kita itu? Entahlah, yu, aku belum dapat berbuat begitu.” (hlm.71).  
Pada akhirnya Tini memutuskan untuk bercerai dengan Tono, lalu melakukan apa yang selama ini ia inginkan yaitu mengabdi di sebuah panti asuhan di daerah Surabaya. Setelah kepergian Tini, Yah pun pergi ke Calidonia meninggalkan Tono sendiri.
            Di dalam kehidupan era modernitas dan globalisasi ini kecerdasan sangat dituntut untuk memperoleh pekerjaan yang baik dan posisi yang nyaman. Jika posisi atau jabatan yang nyaman sudah didapatkan janganlah pula melupakan hal yang lebih penting. Seperti tono mengbaikan istrinya dan Tini (istrinya) tidak bisa melakukan hal lain selain tugasnya menjadi seorang istri yang hanya diperlakukan seperti barang simpanan. Itulah yang menjadi akar hancunya rumah tangga mereka. Akhirnya profesionalisme pekerjaan lebih berarti dibanding apapun.
Masing-masing dalam novel ini terkait dengan kepentingan nilai subjektifnya yang terbentuk melalui pendidikan dan pengalaman hidupnya. Para tokoh berada dalam belenggu arus transisi. Tini, yang mulai berkenalan dengan emansipasi wanita, terbelenggu dalam perjuangannya sebagai aktivis sosial yang justru menjauhkannya dari Tono. Sementara itu, Tono terbelenggu oleh angan-angannya tentang sosok ideal seorang istri dokter yang mestinya dapat membantu dan mendukung prifesi suaminya. Sedangkan Yah berada dalam proses transisi dari belenggu masa lalunya yang kelam.